KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Nabilah Aboebakar Alhabsyi mengemukakan, edukasi dan kolaborasi antarpihak menjadi salah satu kunci utama mewujudkan Jakarta bebas buang air besar sembarangan (BABS).
"Masih diperlukan komitmen dan langkah-langkah strategis untuk mencapai target 100 persen bebas BABS di seluruh wilayah DKI Jakarta," kata Nabilah, sebagaimana dilansir Antara, Sabtu (4/1/2025).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga 2024 masih ada 0,19 persen rumah tangga di DKI Jakarta yang mempraktikkan BABS.
Baca juga: 42 KabupatenKota Sabet Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Di satu sisi, jumlah rumah tangga di DKI Jakarta sebanyak 2,8 juta. Dengan demikian, masih ada sekitar 3.000-an rumah tangga yang mempraktikkan BABS.
Di satu sisi, Nabilah mengapresiasi peningkatan jumlah Rukun Warga (RW) yang telah bebas BABS. Namun, upaya untuk mewujudkan Jakarta bebas BABS harus terus diperkuat.
"Hal ini tetap harus menjadi perhatian meskipun jumlah RW yang telah mencapai status bebas BABS terus bertambah," ujar Nabilah.
Menurut Nabilah, tantangan utama yang dihadapi bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga mengubah perilaku masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Nabilah menyarankan beberapa upaya seperti memperkuat kampanye edukasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan komunitas lokal.
Baca juga: Menuju Sanitasi Layak, ATI dan Paseo Gencarkan Edukasi di Sekolah lewat Gerakan Etika Bertoilet
Selain itu, Nabilah mengatakan, upaya ini juga perlu dilakukan dengan menggandeng kolaborasi sektor swasta dan lembaga non-profit.
Salah satunya dengan dukungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR).
Nabilah juga meminta Pemprov DKI Jakarta untuk terus meningkatkan akses sanitasi bagi warga serta melakukan pengawasan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi secara berkala.
Di sisi lain, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mengkampanyekan dan memberikan edukasi stop BABS kepada warga melalui berbagai media demi tercapainya target 100 persen stop BABS pada 2025.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selalu berkampanye dan mengedukasi ke masyarakat dalam bentuk brosur, video dan lainnya agar tidak ada lagi yang BABS," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pencegahan dan pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Maryati Kasiman saat dihubungi Antara, Selasa (5/11/2024).
Dia mengatakan upaya mewujudkan target tersebut membutuhkan kolaborasi bukan hanya dinkes semata, tetapi juga lintas sektor untuk membangun sanitasi dan publikasi.
Baca juga: CCEP Indonesia Gelar Program Wash+ di Karawang Dukung Ketersediaan Sanitasi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya