Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BCA Tetap Dukung Pembiayaan Keberlanjutan saat Bank Besar Dunia Hengkang dari Aliansi Iklim

Kompas.com - 11/01/2025, 11:41 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengaku tetap menjalankan perbankan berkelanjutan, di tengah hengkangnya sejumlah bank besar di Amerika Serikat (AS) yang mundur dari keanggotaan Net Zero Banking Alliance (NZBA).

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengatakan, pihaknya menyadari pentingnya sektor keuangan untuk mempercepat transisi menuju keberlanjutan.

Hal ini dilakukan melalui pendanaan kebutuhan investasi hijau dan dukungan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Baca juga: Jelang Pelantikan Trump, JP Morgan Tinggalkan Aliansi Iklim Perbankan

"Untuk itu, BCA berkomitmen mengoptimalkan penyaluran kredit ke sektor yang berkelanjutan," ujar Hera saat dihubungi, Sabtu (11/1/2025).

Kredit ke sektor berkelanjutan BCA adalah pembiayaan yang diberikan untuk mendukung kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Hera pun memastikan, BCA terus mencermati dinamika perekonomian global dan domestik termasuk perkembangan terkini sektor perbankan AS.

"Tentunya BCA akan mengelola potensi risiko dari kondisi perekonomian terkini yang mungkin timbul, dari kegiatan pembiayaan pada umumnya termasuk pembiayaan berkelanjutan," tutur dia.

Hera menyampaikan, penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 10,7 persen YoY (secara tahunan) mencapai Rp 214 triliun per September 2024. Angak tersebut berkontribusi hingga 24,3 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

"Ditopang oleh likuiditas yang memadai serta prospek perekonomian Indonesia yang positif, kami berkomitmen untuk menjaga pertumbuhan kredit berkualitas secara berkelanjutan," ungkap Hera.

Baca juga: East Ventures Bidik Perusahaan yang Bergerak di Teknologi Iklim

Bank AS Ramai Tinggalkan Aliansi Iklim Perbankan

Baru-baru ini, bank Amerika Serikat JPMorgan mengundurkan diri sebagai anggota NZBA. JPMorgan mengikuti keputusan yang sebelumnya diambil Bank of America, Citigroup, Morgan Stanley, Goldman Sachs, dan Wells Fargo.

Adapun NZBA dibentuk Financial Services Task Force (FSTF) dari United Nations Environment Programme Finance Initiative (UNEP FI) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas perbankan, mencapai target nol emisi pada 2050, serta meningkatkan keuangan berkelanjutan dan investasi hijau.

Hengkangnya JPMorgan, menyisakan tiga bank di AS yang masih bergabung dengan NZBA yakni Amalgamated Bank, Climate First Bank, dan Areti Bank.

Baca juga: Berita Iklim Penting dan Mengejutkan pada 2024

Juru bicara JPMorgan yang tak disebutkan namanya menyatakan, perusahaannya tetap mendukung teknologi rendah karbon ataupun memajukan keamanan energi.

"Kami akan terus bekerja secara independen untuk memajukan kepentingan perusahaan, pemegang saham, dan klien kami," ucap juru bicara JPMorgan dikutip dari Global Treasurer, Kamis (9/1/2025).

"Kami juga akan terus mendukung kebutuhan perbankan dan investasi klien kami yang terlibat dalam transisi energi dan dekarbonisasi berbagai sektor ekonomi," tambah dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Apakah Perubahan Iklim Memperparah Kebakaran Hutan?

Apakah Perubahan Iklim Memperparah Kebakaran Hutan?

Pemerintah
Targetkan Netral Karbon pada 2040, Grab Genjot Kendaraan Listrik

Targetkan Netral Karbon pada 2040, Grab Genjot Kendaraan Listrik

Pemerintah
BCA Tetap Dukung Pembiayaan Keberlanjutan saat Bank Besar Dunia Hengkang dari Aliansi Iklim

BCA Tetap Dukung Pembiayaan Keberlanjutan saat Bank Besar Dunia Hengkang dari Aliansi Iklim

Pemerintah
Memahami Investasi Berdampak, yang Tak Sekadar Cari Keuntungan Finansial

Memahami Investasi Berdampak, yang Tak Sekadar Cari Keuntungan Finansial

LSM/Figur
Pengintegrasian GMP dan ESG, Cara MHU Wujudkan Industri Pertambangan yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan

Pengintegrasian GMP dan ESG, Cara MHU Wujudkan Industri Pertambangan yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan

Swasta
Tanaman Sawit Produksi Oksigen Lebih Banyak ketimbang Karbon yang Dihasilkan

Tanaman Sawit Produksi Oksigen Lebih Banyak ketimbang Karbon yang Dihasilkan

LSM/Figur
SIG Manfaatkan Sampah Padat Perkotaan untuk Dijadikan Sumber Energi

SIG Manfaatkan Sampah Padat Perkotaan untuk Dijadikan Sumber Energi

BUMN
BEI: 873 Perusahaan Penuhi Laporan Keberlanjutan

BEI: 873 Perusahaan Penuhi Laporan Keberlanjutan

Pemerintah
Ubah Definisi Deforestasi, RSPO Dituding Permudah Konversi Hutan untuk Sawit

Ubah Definisi Deforestasi, RSPO Dituding Permudah Konversi Hutan untuk Sawit

Pemerintah
CalyChar, Material Ajaib Ini Bisa Tangkap Jutaan Ton Karbon

CalyChar, Material Ajaib Ini Bisa Tangkap Jutaan Ton Karbon

LSM/Figur
Swasembada Energi Bukan Mimpi (3)

Swasembada Energi Bukan Mimpi (3)

Pemerintah
Morowali Diintai Banjir hingga Longsor karena Masifnya Ekstraktivisme

Morowali Diintai Banjir hingga Longsor karena Masifnya Ekstraktivisme

LSM/Figur
Ahli Berhasil Olah Limbah Industri Tak Berguna Jadi Komponen Baterai

Ahli Berhasil Olah Limbah Industri Tak Berguna Jadi Komponen Baterai

LSM/Figur
Uni Eropa Bikin Regulasi Produk Bangunan Baru untuk Keberlanjutan

Uni Eropa Bikin Regulasi Produk Bangunan Baru untuk Keberlanjutan

Pemerintah
WEF: 47 Persen Bisnis Pikirkan Iklim, Green Jobs Bakal Tumbuh Pesat

WEF: 47 Persen Bisnis Pikirkan Iklim, Green Jobs Bakal Tumbuh Pesat

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau