Manajer ESG memiliki banyak tugas, yang berarti tidak ada cukup waktu bagi mereka untuk terus mengawasi data yang mereka kumpulkan. AI dapat membantu melakukannya.
Karena AI mampu mengumpulkan dan menganalisis data secara real-time, AI dapat membantu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer ESG untuk membantu mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dapat menghambat tujuan keberlanjutan perusahaan atau efisiensi dalam operasi bisnis.
Misalnya, AI dapat membantu mendeteksi kemungkinan mesin yang berkontribusi terhadap emisi karbon berlebih. Tanpa bantuan AI, itu bisa saja luput dari perhatian manajer ESG.
Baca juga: Ledakan AI Bisa Picu Lonjakan Biaya Lingkungan dan Kesehatan
Kekurangan Penggunaan AI
Kendati punya keuntungan, bukan berarti penggunaan AI lepas tanpa kekurangan. Tetap ada potensi kerugian dari penggunaan AI. Beberapa di antaranya seperti berikut:
Ketergantungan pada Data
AI pun juga berpotensi salah dalam menghitung sesuatu. Artinya meski dapat membantu menghemat waktu dalam menghitung sesuatu, tetap penting untuk meninjau kembali data sebelum mengirimkan atau membagikannya ke pihak lain.
Potensi Bias
Tidak semua subjek tersedia untuk ditinjau atau dikumpulkan oleh kecerdasan buatan. Ini mengapa manajer ESG harus tetap memastikan analisis data yang lengkap.
Kekhawatiran Privasi
Penggunaan AI untuk memantau aktivitas lingkungan atau sosial berpotensi melanggar hak privasi, terutama dalam penilaian komunitas atau karyawan.
Baca juga: Kelapa Sawit Kontroversial dan Politis, Bagaimana AI Menarasikannya?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya