Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PWC: Pendanaan untuk Perusahaan Rintisan Teknologi Iklim Berkurang

Kompas.com, 16 Januari 2025, 15:02 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber pwc

KOMPAS.com - Laporan dari PWC mengemukakan bahwa pendanaan untuk perusahaan rintisan teknologi iklim (climate tech) mengalami penurunan.

Temuan tersebut berdasarkan survei tahun 2024 yang dilakukan terhadap lebih dari 12.000 perusahaan rintisan dengan 52.000 transaksi senilai lebih dari 600 miliar dollar AS.

Laporan PWC mencatat tiga tahun setelah puncak investasi teknologi iklim, investor dan perusahaan rintisan semakin sulit untuk membuat kesepakatan pendanaan.

Hingga September 2024 saja, arus modal dan volume transaksi terus menurun di bawah level yang tercatat pada tahun 2019.

Lantas mengapa pendanaan ini menurun?

Laporan menyebut biaya pinjaman yang lebih tinggi dan kondisi ekonomi tidak menentu membebani pasar pembuatan kesepakatan yang lebih luas yang membuat investasi teknologi iklim ikut menurun.

Baca juga:

Dalam laporan ini disebutkan pembiayaan teknologi iklim turun 29 persen dari 79 miliar dollar AS antara Q4 2022 dan Q3 2023 menjadi 56 miliar dollar AS dalam empat kuartal berikutnya.

Aliran pembiayaan modal ventura (VC) dan ekuitas swasta (PE) juga menurun dalam jangka waktu yang sama, dari 799 miliar dollar AS menjadi 673 miliar dollar AS.

Dengan gambaran itu, bisa dikatakan pendanaan iklim investasi VC dan PE menyusut dari 9,9 persen menjadi 8,3 persen.

"Perusahaan luar biasa dengan proporsi nilai yang jelas dan menarik masih mengamankan pendanaan, tetapi secara umum kekurangan uang," kata Yair Reem, mitra di Extantia Capital yang berbasis di Berlin.

Penurunan pendanaan juga terlihat dari data transaksi di mana semakin sedikit IPO dan penjualan saham.

Hal tersebut membuat transaksi teknologi iklim hanya menyumbang 37 persen pada tiga kuartal pertama tahun 2024 dari keseluruhan transaksi teknologi iklim.

Akan tetapi sebagai pengecualian, investasi teknologi iklim justru stabil di Amerika Serikat karena dukungan Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan langkah-langkah kebijakan lainnya.

Ini terlihat dari investasi antara Q4 2022 dan Q3 2023 berada di angka 24,8 miliar dollar AS. Sedangkan pada Q4 2023 dan Q3 2024 sebesar 24,0 miliar dollar AS.

Sementara itu, kawasan Asia-Pasifik justru mengalami penurunan porsi pendanaannya dari 19 persen pada tahun 2023 menjadi 7 persen pada tiga kuartal pertama tahun 2024.

Baca juga:

Sektor Energi Jadi Sorotan

Distribusi investasi teknologi iklim di berbagai sektor juga mengalami perubahan. Laporan menyebut bahwa perusahaan rintisan yang bergerak di sektor energi memiliki pertumbuhan porsi pendanaan teknologi iklim mereka.

Hingga kuartal III tahun 2024, perusahaan rintisan terkait energi memperoleh porsi pendanaan teknologi iklim yang sedikit lebih besar (hampir 35 persen) dibandingkan tahun 2023 (30 persen).

Sektor yang bergerak di bidang hidrogen hijau dan bahan bakar alternatif masing-masing memperoleh lebih dari 1 miliar dollar AS dan lebih dari 30 usaha energi bersih lainnya masing-masing memperoleh sedikitnya 100 juta dollar AS.

Sementara itu, perusahaan rintisan teknologi iklim di sektor industri (yang meliputi industri, manufaktur, dan manajemen sumber daya) membukukan penurunan relatif dalam pendanaan.

Porsi modal investasi mereka turun dari 17 persen pada tahun 2023 menjadi 7 persen pada tiga kuartal pertama tahun 2024.

Namun kabar baiknya, semakin banyak modal yang disalurkan ke perusahaan rintisan yang bergerak di bidang hidrogen hijau dan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS), dua teknologi dengan potensi tinggi untuk menghasilkan pengurangan emisi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
LSM/Figur
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Swasta
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
LSM/Figur
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
LSM/Figur
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
LSM/Figur
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Swasta
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Pemerintah
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
Pemerintah
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Swasta
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
LSM/Figur
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
LSM/Figur
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
LSM/Figur
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau