IMIP juga mendirikan IMIP Corporate University sebagai pusat pengembangan SDM di sektor hilirisasi mineral-logam. Program ini mencakup pelatihan rantai industri dan proses teknologi yang ada di kawasan IMIP dan di sektor hilirisasi mineral-logam secara keseluruhan.
Sementara untuk karyawan, IMIP juga mengutamakan pengembangan keterampilan mereka melalui pelatihan berkelanjutan. Program pengembangan karier meliputi promosi pekerja lokal ke posisi strategis, pelatihan teknis, dan kesempatan melanjutkan studi.
Keberadaan IMIP juga menciptakan efek berganda bagi wilayah operasional, baik melalui lapangan kerja yang tercipta melalui kerja sama dengan Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) atau kontraktor, dan supplier, maupun penciptaan peluang usaha di wilayah operasi.
Adapun saat ini, tercatat 514 kontraktor aktif serta 297 supplier pengadaan barang yang terbagi menjadi 105 supplier yang langsung bekerja sama dengan PT IMIP dan 192 supplier lain yang bekerja sama dengan tenant yang berada di kawasan IMIP.
Untuk usaha yang lahir dari efek keberadaan IMIP, lanjut Yulius, berdasarkan riset internal, mampu mendorong jumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bahodopi—wilayah sekitar kawasan IMIP—dari 4.697 pada 2021 menjadi 6.617 pada 2023 atau naik 24 persen.
Dari pertumbuhan usaha tersebut, terdapat 10 jenis usaha yang paling banyak digeluti oleh masyarakat di sekitar kawasan.
Kesepuluhnya adalah kios bahan bakar minyak (BBM), toko makanan non-bangunan, kios sembako atau toko kelontong, warung makan, toko minuman non-bangunan, bengkel motor dan/atau mobil, toko pakaian, konter pulsa atau tempat servis HP, laundry, serta kios menengah.
“Ini adalah bukti nyata bahwa hilirisasi nikel tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal,” tambah Yulius.
IMIP, Yulius kembali menjelaskan, secara aktif mendukung UMKM tersebut dengan menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan.
Contohnya, IMIP menjalin hubungan sebagai pemasok dengan lebih dari 700 UMKM lokal untuk pasokan pasir, kerikil, kayu, serta hasil panen, seperti beras, makanan laut, buah-buahan, sayuran, dan daging.
Kerja sama tersebut secara tidak langsung telah memberi dampak terhadap penyerapan tenaga kerja lokal hampir mencapai 20.000 orang.
“Untuk menciptakan rantai pasok dengan UMKM, kami bekerja sama dengan 12 BUMDes di Kecamatan Bahodopi,” kata Yulius.
Komitmen IMIP terhadap masyarakat sekitar tidak berhenti sampai di situ. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), IMIP juga melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat.
Salah satunya adalah pelatihan guru dan imam khatib. Pada 2024, IMIP melatih 66 guru dari 22 sekolah dasar (SD) di Kecamatan Bahodopi untuk meningkatkan kapasitas mereka.
Baca juga: Revolusi Nikel di Bahodopi, Morowali
Selain itu, 100 imam dan khatib dari masjid sekitar kawasan juga mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan mewujudkan toleransi di lingkungan kerja yang beragam.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya