Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Kompas.com - 23/01/2025, 17:36 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Studi baru tentang preferensi konsumen dari peneliti Macquarie University, Australia menemukan penumpang pesawat bersedia membayar lebih untuk penerbangan dengan emisi rendah.

Temuan yang dipublikasikan di Journal of Sustainable Tourism ini menyebut
sekitar 40 persen pelancong bersedia membayar untuk penerbangan emisi rendah itu.

Dalam studinya, penelitian ini mengumpulkan datanya dengan memberikan ratusan peserta beberapa pilihan penerbangan hipotetis untuk perjalanan yang sama tetapi dengan harga yang berbeda dan tingkat emisi karbon yang berbeda, mirip dengan informasi situs web Google Flights.

Salah satu studi kasusnya adalah penerbangan Sydney ke Melbourne.

Mengutip Phys, Kamis (23/1/2025) penumpang pesawat yang paling sadar karbon bersedia membayar rata-rata 1,95 dollar AS untuk setiap satu kilogram pengurangan CO2.

Baca juga:

Sementara untuk penerbangan biasa antara Sydney dan Melbourne bisa menambahkan sekitar 80 kilogram karbon dioksida ke udara untuk setiap penumpang.

"Banyak penumpang bersedia membayar lebih untuk bepergian jika itu membantu lingkungan dan maskapai penerbangan harus mengembangkan cara untuk mengurangi emisi pesawat," kata Dr. Dylan Thompson, salah satu penulis studi ini.

Akan tetapi hasil studi tersebut dianggap kurang mewakili karena pertanyaan dalam penelitian bersifat hipotesis dan jawaban orang-orang tidak selalu mencerminkan pilihan yang mereka buat jika menghabiskan uang sungguhan.

Untuk mengatasinya, peneliti kemudian melakukan eksperimen pilihan diskret.

Mereka yang mengambil bagian dalam penelitian tersebut tidak ditanya secara langsung berapa banyak yang bersedia mereka bayar untuk mengurangi karbon.

Sebaliknya, mereka diminta untuk memilih di antara berbagai pilihan penerbangan, dengan harga yang berbeda. Beberapa di antaranya menghasilkan tingkat emisi yang lebih rendah dan beberapa yang lebih tinggi.

Selain melihat biaya penerbangan, orang-orang juga melihat informasi seperti legroom, ketersediaan Wi-Fi, dan jenis hiburan di pesawat.

Ke-401 orang dalam penelitian kemudian diminta untuk berasumsi bahwa mereka membuat keputusan nyata dan memiliki tiga penerbangan untuk dipilih.

Baca juga:

Dengan menggunakan teknik statistik, para peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelancong tetap mau membayar lebih untuk penerbangan rendah emisi.

Peneliti juga bisa menyimpulkan berapa banyak uang tambahan yang bersedia dibayarkan oleh berbagai jenis penumpang untuk mengurangi karbon.

Maskapai penerbangan sendiri memiliki pilihan untuk melakukan pengurangan karbon dioksida yang dihasilkan oleh penerbangan, termasuk menggunakan biofuel yang lebih mahal atau meningkatkan pesawat baru yang lebih hemat bahan bakar.

Sementara di sisi lain, penumpang bisa menggunakan Google Flights untuk memberi tahu calon penumpang berapa banyak karbon yang menjadi tanggung jawab setiap penumpang.

Hal ini membuat orang-orang memiliki bekal informasi yang bisa mereka gunakan untuk membuat pilihan tentang pengurangan emisi karbon dan memutuskan berapa banyak yang mereka bersedia bayar untuk itu.

sumber https://phys.org/news/2025-01-pay-emission-flights.html

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Star Energy Geothermal Gandeng Perusahaan AS untuk Kembangkan Panas Bumi

Swasta
Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah Tak Ambil Pusing soal AS Keluar dari Perjanjian Paris

Pemerintah
Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Inikah Obat Krisis Iklim? CDR Serap Karbon 99.000 Kali Lebih Cepat dari Lautan

Swasta
CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

CO2 Terlalu Tinggi, Sulit Capai Target Pemanasan di Bawah 1,5 Derajat

LSM/Figur
RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

RUU Minerba Disahkan Jadi Usul Inisiatif DPR, Jatam: Bukan untuk Rakyat

Pemerintah
AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

AS Keluar Kesepakatan Paris: Perdagangan Karbon Jalan, JETP Terancam

Pemerintah
Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Danone Dukung Program Skrining Gratis Nasional dan Transformasi Kesehatan Kemenkes

Swasta
Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Platform Fakta Iklim Hadir, Publik Bisa Cek Hoaks Iklim Lebih Mudah

Pemerintah
Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pelancong Mau Bayar Lebih untuk Penerbangan Rendah Emisi

Pemerintah
100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

100 Hari Prabowo Gibran, DMO Batu Bara Didesak Dievaluasi

LSM/Figur
BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

BPOM Perlu Percepat Pelabelan BPA pada Air Minum Galon

LSM/Figur
Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Dampak Positif IMIP pada Ekonomi Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat Morowali

Swasta
Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

Gerakan Menanam Pohon dari Kader Jadi Kado Ulang Tahun ke-78 Megawati

LSM/Figur
Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

Studi: Hilirisasi Nikel Perlu Terapkan ESG untuk Ciptakan Pekerjaan Hijau

LSM/Figur
DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

DBS Indonesia Siapkan Rp 100 Miliar untuk Bantu Tingkatkan Kualitas Hidup Kelompok Rentan

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau