Selain itu, mikro dan nanoplastik juga dapat menjadi bahaya kimia karena mengandung zat aditif yang ditambahkan selama produksinya. Beberapa di antaranya adalah ftalat dan bisfenol A (BPA).
Keduanya dianggap sebagai pengganggu endokrin dan dapat mengubah fungsi sistem endokrin yang menyebabkan dampak buruk pada perkembangan, reproduksi, neurologis, dan kekebalan tubuh.
Partikel plastik kecil juga dapat mengandung zat yang tidak sehat.
"Mikropartikel dan nanopartikel memiliki kemampuan untuk mengikat semua jenis senyawa saat bersentuhan dengan cairan, sehingga bertindak sebagai pembawa semua jenis zat termasuk polutan lingkungan, racun, antibiotik, atau mikroorganisme,” kata Dr. Benedé.
Partikel plastik tidak homogen, tergantung pada bahan plastik asalnya, ukuran dan bentuknya. Hal ini membuat partikel plastik akan memiliki dampak yang berbeda dan dampak bahayanya bisa sangat beragam.
Plastik juga tidak mudah terurai secara biologis, jadi setelah tertelan, partikel plastik dapat bertahan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan, yang berpotensi menimbulkan bahaya kesehatan jangka panjang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya