Enam Pilar
WWF lantas menyusun enam pilar agar perusahaan bisa menerapkan perbankan berkelanjutan. Pertama, bank harus menyesuaikan tujuan bisnisnya termasuk memperluas jejaring dengan pihak yang memahami isu keberlanjutan.
"Kedua adalah kebijakan, ketika memang sudah mempunyai strategi, sudah punya visi, misi tentu ini perlu diartikulasikan ke dalam kebijakannya sebagai salah satu indikator efektivitas kebijakannya. Sehingga mereka tahu bagaimana menavigasikan nasabah atau kliennya," jelas Rizkia.
Kemudian, bank harus memperhatikan manajemen risiko, unit bisnis hingga kerja sama lintas divisi untuk meningkatkan kapasitas. Lainnya, mengembangkan produk yang searah dengan target keberlanjutan dan melakukan manajemen risiko terkait iklim dan alam.
"Di tahap implementasi, mereka mulai mengembangkan kebijakan-kebijakannya. Selanjutnya adalah increasing impact, di mana mereka sudah mulai proaktif untuk menjangkau kliennya," papar Rizkia.
Bank perlu berkomitmen mencapai target net zero. Menurut Rizkia, untuk mencapai target global, dibutuhkan investasi sebesar 281 triliun dolar AS hingga 2030 untuk Indonesia dalam pembiayaan iklim.
"Bank-bank di Indonesia sudah mulai menyediakan produk keuangan hijau, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk meningkatkan dampak positifnya," ujar Rizkia.
Baca juga: Software Keberlanjutan Laku meski Politik Iklim Sedang Tak Berpihak
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya