Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iryono
Praktisi Peneliti

Direktur Utama Pusat Riset Ekonomi dan Sosial Indonesia (PT. PRESISI). Peneliti Praktisi

Ekspansi Sawit: Peluang Ekonomi yang Mengancam Lingkungan?

Kompas.com - 05/03/2025, 20:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERNYATAAN Presiden Prabowo Subianto mengenai rencana ekspansi lahan sawit yang mengabaikan aspek kelestarian hutan telah memicu perdebatan serius di tengah masyarakat.

Pandangan ini mencerminkan dilema klasik dalam pembangunan ekonomi Indonesia: pertumbuhan versus keberlanjutan.

Di satu sisi, kelapa sawit telah menjadi primadona ekspor non-migas yang menjanjikan. Namun di sisi lain, ekspansi yang tidak terkendali mengancam masa depan lingkungan kita.

Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat 241 konflik agraria pada 2023 akibat perluasan sawit, melibatkan 638.188 hektare tanah dan 135.603 keluarga terdampak.

Selain itu, Kajian Auriga mencatat deforestasi langsung oleh sawit mencapai 2.935.906 hektare (2000-2019), sedangkan deforestasi tidak langsung mencapai 158.977 hektare.

Baca juga: Utang SBN, Efisiensi Anggaran, dan Danantara

Tidak dapat dipungkiri bahwa industri kelapa sawit telah memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen, dengan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, termasuk kelapa sawit, tumbuh sebesar 1,3 persen.

Sektor kelapa sawit menyumbang sekitar 13,5 persen dari total ekspor non-migas Indonesia, dengan nilai ekspor lemak dan minyak nabati (termasuk minyak kelapa sawit) mencapai 28,45 miliar dollar AS pada 2023.

Permintaan global akan produk turunan sawit, dari minyak goreng hingga biofuel terus meningkat, sehingga menawarkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan.

Investor, baik domestik maupun asing, terus menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di sektor ini, yang pada gilirannya menciptakan lapangan kerja baru, terutama di kawasan pedesaan.

Investasi hilirisasi dalam sektor minyak kelapa sawit mencapai Rp 39,5 triliun pada periode Januari-September 2023, menunjukkan bahwa sektor ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga pada pengolahan yang menciptakan lebih banyak pekerjaan berkualitas.

Namun, ketergantungan berlebihan pada komoditas sawit membawa risiko tersendiri. Fluktuasi harga di pasar global dapat memberikan guncangan serius pada ekonomi nasional.

Lebih dari itu, biaya tersembunyi dari kerusakan lingkungan, seperti kebutuhan reklamasi lahan dan denda akibat pelanggaran lingkungan, dapat menggerus keuntungan jangka panjang industri ini.

Baca juga: Vietnam Bergerak Lebih Cepat (Bagian I)

Dari perspektif makroekonomi, ekspansi sawit memang terlihat sebagai jalan pintas menuju target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, pertumbuhan 8 persen.

Sektor ini tidak hanya mendorong pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan dan pelabuhan, tetapi juga menggerakkan industri hilir.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Resmi Tarik Diri dari JETP, Indonesia Salah Satu yang Terdampak

AS Resmi Tarik Diri dari JETP, Indonesia Salah Satu yang Terdampak

Pemerintah
BRIN Kembangkan Material Sel Surya Ramah Lingkungan Bebas Timbal

BRIN Kembangkan Material Sel Surya Ramah Lingkungan Bebas Timbal

Pemerintah
Perusahaan UEA Manfaatkan Lalat ubah Sisa Makanan Jadi Bahan Bakar Pesawat

Perusahaan UEA Manfaatkan Lalat ubah Sisa Makanan Jadi Bahan Bakar Pesawat

Pemerintah
Bagian dari Jihad Lingkungan, 10 Pesantren Dapat Pelatihan Kelola Sampah 

Bagian dari Jihad Lingkungan, 10 Pesantren Dapat Pelatihan Kelola Sampah 

LSM/Figur
Indonesia dan Jepang Sepakat dorong Pembangunan PLTA Kayan

Indonesia dan Jepang Sepakat dorong Pembangunan PLTA Kayan

Pemerintah
Seberapa Besar Kontribusi Sampah Gelas Plastik Industri AMDK terhadap Lingkungan?

Seberapa Besar Kontribusi Sampah Gelas Plastik Industri AMDK terhadap Lingkungan?

Swasta
Evaluasi Tata Ruang Puncak Bogor, Dedi Mulyadi Sebut Ada Arah Moratorium

Evaluasi Tata Ruang Puncak Bogor, Dedi Mulyadi Sebut Ada Arah Moratorium

Pemerintah
RI Dapat Kucuran Dana dari Australia untuk Produksi Hidrogen

RI Dapat Kucuran Dana dari Australia untuk Produksi Hidrogen

Pemerintah
UE Longgarkan Target Emisi Produsen Mobil

UE Longgarkan Target Emisi Produsen Mobil

Pemerintah
Menakar Potensi Bangunan Ramah Lingkungan untuk Cegah Banjir di Jakarta

Menakar Potensi Bangunan Ramah Lingkungan untuk Cegah Banjir di Jakarta

Pemerintah
Ekspansi Sawit: Peluang Ekonomi yang Mengancam Lingkungan?

Ekspansi Sawit: Peluang Ekonomi yang Mengancam Lingkungan?

Pemerintah
Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global

Tanaman Pangan Penting Dunia Terancam Punah karena Pemanasan Global

Pemerintah
Banjir Parah, Apa Sebenarnya Hubungannya dengan Perubahan Iklim?

Banjir Parah, Apa Sebenarnya Hubungannya dengan Perubahan Iklim?

Pemerintah
Cegah Mubazir Makanan Selama Ramadhan, Bapanas Serukan Gerakan Selamatkan Pangan 

Cegah Mubazir Makanan Selama Ramadhan, Bapanas Serukan Gerakan Selamatkan Pangan 

Pemerintah
'Green Property' Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim di Perkotaan

"Green Property" Jadi Solusi Atasi Perubahan Iklim di Perkotaan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau