KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Alam Semesta Integra (ASI) bekerja sama mengembangkan teknologi fotobioreaktor penangkap dan penyimpan karbon atau carbon capture utilization and storage (CCUS) berbasis mikroalga.
Kolaborasi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) dan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN dengan PT ASI.
Teknologi ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam upaya pengurangan emisi karbon serta mendukung keberlanjutan lingkungan dengan biaya yang lebih murah.
Baca juga: Liverpool Bermitra dengan 1PointFive untuk Kredit Penghapusan Karbon
Selain itu, teknologi tersebut dapat diimplementasikan dalam skala besar dengan produktivitas biomassa yang tinggi.
Kepala PRLSDA BRIN Luki Subehi menekankan, kerja sama itu merupakan langkah penting dalam mendukung teknologi CCUS berbasis mikroalga.
Dia berujar, mikroalga memiliki potensi besar dalam menangkap gas karbon dioksida melalui proses fotosintesis.
"Biomassa yang dihasilkan tidak hanya berperan dalam mitigasi emisi karbon, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis produk bernilai tambah untuk pangan, pakan, farmasi, dan bioenergi," jelas Luki, dikutip dari siaran pers, Minggu (9/3/2025).
Sebelumnya, tim peneliti Pengembangan Teknologi Fotobioreaktor mikroalga PRLSDA yang diketuai oleh Awalina Satya mengembangkan dan menguji berbagai model fotobioreaktor CCUS berbasis mikroalga sejak tahun 2020 hingga sekarang.
Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Jejak Karbon saat Berkendara?
Berbagai hasil riset ini telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional bereputasi tinggi serta dipresentasikan dalam berbagai simposium global.
Luki menuturkan, teknologi ini terbukti secara ilmiah dalam meningkatkan efisiensi penyerapan karbon dioksida oleh mikroalga Spirulina platensis.
Teknologi tersebut sekaligus mengoptimalkan proses fotosintesis berbasis pada pemilihan strain mikroalga unggul, formulasi medium pertumbuhan, pengendalian faktor irradiance, pH air, dan suhu.
Di sisi lain, PT ASI akan mengadopsi paket teknologi ini untuk mengembangkan produk fotobioreaktor CCUS pada varian produk Olympus.
Luki menuturkan, kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi antara lembaga riset, dunia usaha, dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan secara berkelanjutan.
Baca juga: Hutan dengan Pohon Campuran Unggul dalam Simpan Karbon
Selain mengembangkan teknologi fotobioreaktor, kerja sama ini juga mencakup riset dan inovasi dalam bidang energi terbarukan, khususnya dalam menggali potensi pemanfaatan biomassa mikroalga sebagai sumber energi berkelanjutan.
Kepala ORKM BRIN Ocky Karna Radjasa menyatakan, BRIN berkomitmen untuk mendukung hilirisasi teknologi ini ke berbagai sektor industri.
"Kami ingin memastikan bahwa hasil riset ini tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat diimplementasikan secara luas dalam industri dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," jelas Ocky.
"Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan teknologi fotobioreaktor CCUS berbasis mikroalga dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung target pengurangan emisi karbon nasional serta meningkatkan ketahanan energi berbasis sumber daya hayati," tambahnya.
Baca juga: Target Emisi Karbon RI Mundur 5 Tahun Demi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya