Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/03/2025, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan PT Alam Semesta Integra (ASI) bekerja sama mengembangkan teknologi fotobioreaktor penangkap dan penyimpan karbon atau carbon capture utilization and storage (CCUS) berbasis mikroalga.

Kolaborasi tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama antara Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air (PRLSDA) dan Organisasi Riset Kebumian dan Maritim (ORKM) BRIN dengan PT ASI.

Teknologi ini diharapkan menjadi solusi inovatif dalam upaya pengurangan emisi karbon serta mendukung keberlanjutan lingkungan dengan biaya yang lebih murah.

Baca juga: Liverpool Bermitra dengan 1PointFive untuk Kredit Penghapusan Karbon

Selain itu, teknologi tersebut dapat diimplementasikan dalam skala besar dengan produktivitas biomassa yang tinggi.

Kepala PRLSDA BRIN Luki Subehi menekankan, kerja sama itu merupakan langkah penting dalam mendukung teknologi CCUS berbasis mikroalga.

Dia berujar, mikroalga memiliki potensi besar dalam menangkap gas karbon dioksida melalui proses fotosintesis.

"Biomassa yang dihasilkan tidak hanya berperan dalam mitigasi emisi karbon, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis produk bernilai tambah untuk pangan, pakan, farmasi, dan bioenergi," jelas Luki, dikutip dari siaran pers, Minggu (9/3/2025).

Sebelumnya, tim peneliti Pengembangan Teknologi Fotobioreaktor mikroalga PRLSDA yang diketuai oleh Awalina Satya mengembangkan dan menguji berbagai model fotobioreaktor CCUS berbasis mikroalga sejak tahun 2020 hingga sekarang.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengurangi Jejak Karbon saat Berkendara?

Berbagai hasil riset ini telah dipublikasikan di beberapa jurnal internasional bereputasi tinggi serta dipresentasikan dalam berbagai simposium global.

Luki menuturkan, teknologi ini terbukti secara ilmiah dalam meningkatkan efisiensi penyerapan karbon dioksida oleh mikroalga Spirulina platensis.

Teknologi tersebut sekaligus mengoptimalkan proses fotosintesis berbasis pada pemilihan strain mikroalga unggul, formulasi medium pertumbuhan, pengendalian faktor irradiance, pH air, dan suhu.

Di sisi lain, PT ASI akan mengadopsi paket teknologi ini untuk mengembangkan produk fotobioreaktor CCUS pada varian produk Olympus.

Luki menuturkan, kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh sinergi antara lembaga riset, dunia usaha, dan pemerintah dalam mengatasi permasalahan lingkungan secara berkelanjutan.

Baca juga: Hutan dengan Pohon Campuran Unggul dalam Simpan Karbon

Selain mengembangkan teknologi fotobioreaktor, kerja sama ini juga mencakup riset dan inovasi dalam bidang energi terbarukan, khususnya dalam menggali potensi pemanfaatan biomassa mikroalga sebagai sumber energi berkelanjutan.

Kepala ORKM BRIN Ocky Karna Radjasa menyatakan, BRIN berkomitmen untuk mendukung hilirisasi teknologi ini ke berbagai sektor industri.

"Kami ingin memastikan bahwa hasil riset ini tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi dapat diimplementasikan secara luas dalam industri dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," jelas Ocky.

"Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan teknologi fotobioreaktor CCUS berbasis mikroalga dapat berkontribusi secara signifikan dalam mendukung target pengurangan emisi karbon nasional serta meningkatkan ketahanan energi berbasis sumber daya hayati," tambahnya.

Baca juga: Target Emisi Karbon RI Mundur 5 Tahun Demi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

Spesies Cecak Ini Diberi Nama Pecel Madiun, Kenalkan Kuliner Nusantara Lewat Sains

LSM/Figur
Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Dedi Mulyadi Serukan Tobat Ekologis untuk Setop Bencana di Jawa Barat

Pemerintah
Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Tekan Polusi Udara dari Kawasan Industri, Pemerintah Uji Emisi Kendaraan Besar

Pemerintah
Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemilik Kendaraan Tak Lolos Uji Emisi Bisa Kena Sanksi Pidana

Pemerintah
Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Kementerian LH Bakal Telusuri Kota Tanpa TPA tapi Wilayahnya Bersih

Pemerintah
Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Setengah Emisi CO2 Dunia Berasal dari 36 Perusahaan Bahan Bakar Fosil

Pemerintah
BRIN Kembangkan Teknologi Bioreaktor Berbasis Mikroalga

BRIN Kembangkan Teknologi Bioreaktor Berbasis Mikroalga

Pemerintah
Kementerian ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi

Kementerian ESDM Susun Direktorat Baru untuk Percepat Transisi Energi

Pemerintah
Mentari dan Pemprov NTT Rilis RUED Inklusif, Langkah Nyata Transisi Energi Bersih

Mentari dan Pemprov NTT Rilis RUED Inklusif, Langkah Nyata Transisi Energi Bersih

Pemerintah
Pasca-COP16, Pemerintah Perkuat Pendanaan Keanekaragaman Hayati

Pasca-COP16, Pemerintah Perkuat Pendanaan Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Kurangnya Rencana Adaptasi Iklim Asia Hambat Investasi Swasta

Swasta
Punya Potensi Tangkap Karbon, Mikroalga Dikembangkan di RI

Punya Potensi Tangkap Karbon, Mikroalga Dikembangkan di RI

Pemerintah
Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA 'Open Dumping'

Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA "Open Dumping"

Pemerintah
FWI: Ribuan Hektar Hutan di 3 DAS Rusak, Picu Banjir Bandang

FWI: Ribuan Hektar Hutan di 3 DAS Rusak, Picu Banjir Bandang

Pemerintah
Lubang Ozon di Antarktika Mulai Pulih, Bukti Upaya Global Berhasil

Lubang Ozon di Antarktika Mulai Pulih, Bukti Upaya Global Berhasil

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau