KOMPAS.com - Science Based Targets initiative (SBTi) telah menerbitkan draft awal Standar Net-Zero Perusahaan yang telah direvisi.
Salah satu perubahannya adalah persyaratan bagi perusahaan untuk menargetkan pengurangan emisi Cakupan 3 sebesar 90 persen.
Sebagai informasi, SBTi merupakan standar yang telah menjadi kerangka kerja untuk memandu perusahaan dalam menetapkan target berbasis sains untuk pengurangan emisi yang bertujuan menahan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius pada tahun 2050.
Standar ini pertama kali ini diluncurkan pada Oktober 2021 dan mulai digunakan oleh 1500 bisnis.
Namun, dalam survei bisnis tahun lalu, terungkap banyak tantangan dalam mengadopsi standar tersebut. Hal ini membuat SBTi mulai melakukan pembaruan yang komprehensif.
Melansir Edie, Selasa (18/3/2025), SBTi pun akhirnya telah menerbitkan rancangan awal Standar yang diperbarui untuk proses konsultasi.
Proses konsultasi mengacu pada periode di mana SBTi meminta umpan balik dan masukan dari berbagai pihak terkait draf revisi Standar mereka.
Baca juga: SBTi Hapus Lebih dari 200 Perusahaan dari Daftarnya, Apa Alasannya?
Konsultasi publik akan berlangsung hingga 1 Juni dan SBTi akan mengumpulkan kelompok kerja ahli untuk menginformasikan perkembangan draft tersebut.
SBTi sendiri telah menyatakan bahwa perubahan Standar diperlukan untuk mendorong lebih banyak dekarbonisasi dengan mengatasi hambatan bersama terhadap penetapan target dan penyampaian.
Selain itu, SBTi ingin Standar tersebut dapat diaplikasikan dengan kerangka kerja sukarela dan peraturan yang baru.
Lantas apa saja perubahannya?
Perubahan Standar
Aspek utama draf Standar adalah pemisahan perusahaan menjadi dua kategori berdasarkan ukuran dan geografi tempat mereka beroperasi.
Klasifikasi ukuran perusahaan selaras dengan UE dan klasifikasi tingkat pendapatan negara didasarkan pada definisi Bank Dunia.
Kategori pertama (Kategori A) mencakup bisnis yang besar atau sedang dan terutama menjalankan bisnis di negara-negara berpenghasilan tinggi. Persyaratan penetapan target dan pengungkapan lebih ketat untuk kategori ini.
Kategori kedua (Kategori B) mencakup bisnis yang sedang atau kecil dan terutama menjalankan bisnis di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Mereka ditetapkan untuk mendapatkan keuntungan dari opsi yang lebih fleksibel.
SBTi juga mengusulkan rekomendasi atau persyaratan bagi semua perusahaan yang selaras dengan Standar untuk membuat rencana transisi.
Perencanaan transisi sudah ditetapkan menjadi kewajiban bagi ribuan perusahaan yang menjalankan bisnis di UE, berdasarkan Arahan Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan (CSRD).
Selain pemisahan perusahaan, revisi juga mengharuskan bisnis untuk berkomitmen pada pengurangan 90 persen dalam emisi Cakupan 3 pada tahun 2050 atau lebih cepat.
Akan tetapi, sementara bisnis masih akan diminta untuk menetapkan target jangka pendek yang mencakup semua sumber emisi Cakupan 3 yang relevan dan memiliki fleksibilitas dalam menetapkan target jangka panjang.
Baca juga: Arsenal Peroleh Verifikasi SBTi untuk Target Nol Emisi
Misalnya, bisnis dapat memilih untuk menetapkan target emisi absolut yang selaras dengan nol bersih global pada tahun 2050, menetapkan target emisi berbasis intensitas yang selaras dengan nol bersih global pada tahun 2050, atau menetapkan target untuk meningkatkan tingkat keselarasan kategori, aktivitas, atau mitra rantai nilai dengan nol emisi global pada tahun 2050.
SBTi juga mengusulkan persyaratan bagi perusahaan untuk menetapkan target terpisah untuk mengurangi emisi Cakupan 1 (langsung) dan Cakupan 2 (berkaitan dengan daya).
Lalu mendorong pula bisnis untuk bertanggung jawab atas emisi residual selama transisi menuju nol bersih, termasuk persyaratan bagi perusahaan untuk menetapkan penghapusan karbon, baik jangka panjang maupun sementara.
Perubahan juga menetapkan bahwa perusahaan harus menggunakan penghapusan untuk mengatasi setidaknya sebagian dari emisi residual mereka, tidak hanya bergantung pada pengurangan.
Selanjutnya, berdasarkan masukan berbagai pihak, baru kemudian SBTi akan membuat perubahan pada draft.
Draft yang disesuaikan ini kemudian harus disampaikan kepada dewan teknis SBTi untuk ditinjau dan disetujui dan, sebagai langkah terakhir, ditandatangani oleh dewan.
"Kami bertujuan untuk menghasilkan standar yang ketat dan praktis, serta bermanfaat bagi bisnis dan planet ini. Dengan anggaran karbon yang terbatas, hal ini menjadi lebih penting dari sebelumnya," ungkap Ketua SBTi Francesco Starace.
Baca juga: Disepelekan, Daerah Pasang Surut Penting untuk Keberlanjutan Seafood
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya