Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamen PU Sebut Air Minum yang Aman Baru 43 Persen

Kompas.com - 28/03/2025, 21:09 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU), Diana Kusumastuti, menyebutkan presentase air minum yang aman dikonsumsi di Indonesia baru mencapai 43 persen. Artinya, pemenuhan kebutuhan air laik minum belum 100 persen.

“Pencapaian (air minum) yang aman itu masih 43 persen. Sedangkan untuk akses amannya 40,2 persen. Ini berarti kita harus mengupayakan bagaimana bisa mendapatkan air minum dengan baik,” ujar Diana dalam acara di Jakarta Pusat, Rabu (26/3/2025).

Sementara ini, pemerintah berupaya menyediakan air yang laik minum. Hal itu termasuk memperbaiki perencanaan, pembangunan, serta tata kelola air.

Baca juga: Bencana Terkait Air Picu Kerugian hingga 550 Miliar Dolar AS

“Untuk itu Kementerian PU bersama-sama dengan pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan stakeholder, harus melakukan pembangunan sistem penyediaan air minum yang lebih baik,” papar Diana.

Lainnya, pemerintah perlu memastikan baku mutu air yang terkait dengan sistem sanitasi di sungai. Diana menyampaikan bahwa instansinya juga tengah meningkatkan upaya konservasi sumber serta revitalisasi tampungan air.

“Seperti di danau, situ, air tanah, mudah-mudahan ini bisa mendorong untuk penetapan kondisi air di Indonesia lebih baik. Kami saat ini juga sedang mendukung ketahanan pangan,” jelas Diana.

“Kami juga harus melakukan peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan air untuk pangan, seperti irigasi, dan salah satunya itu dengan melakukan penerapan irigasi padi air,” imbuh dia.

Dengan begitu, air bisa dihemat hingga 30 persen. Pengirigasian tersebut diprediksi meningkatkan produktivitas panen padi sampai 2 ton.

Mayoritas Sungai Tercemar

Deputi Tata Lingkungan KLH, Sigit Reliantoro, mengungkapkan sebagian besar sungai di Indonesia telah tercemar di mana hanya 2,19 persen yang memenuhi baku mutu. Data tersebut didapatkan dari penelitian di 2.195 sungai.

"Kami melakukan pemantauan di 2.195 sungai, ada 8.627 titik yang memenuhi baku mutu itu hanya 2,19 persen. Sebagian besar, 96 persen itu tercemar ringan," papar Sigit.

Baca juga: Studi: Air Sungai di Indonesia Tercemar Logam Berat, Mayoritas Ada di Jawa

Meskipun jumlahnya sedikit, beberapa sungai dikategorikan tercemar berat. Sigit menyebut, kondisi tersebut berdampak pada kesehatan masyarakat maupun kelestarian ekosistem.

Dia berpandangan, pencemaran di sungai menjadi tantangan bagi pemerintah terutama untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

"Sebetulnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu perlu teknologi pengolahan, dan itu biasanya akan berimbas kepada peningkatan biaya untuk pengolahan. Kemudian juga kami melihat ada disparitas antara perkotaan dan pedesaan untuk pelayanan kebutuhan air," tutur Sigit.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau