Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Ternyata Tumbuhan Bisa Berpuasa, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 30/03/2025, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Daun adalah “dapur” tumbuhan tempat mereka memasak bahan-bahan “makanan” yang diperoleh dari tanah (air) dan udara (karbon dioksida) dengan bantuan cahaya matahari. Proses memasak ini disebut sebagai fotosintesis. Jika tumbuhan tidak punya bahan-bahan makanan, maka “dapur” mereka akan “ditutup” sementara dengan cara menggugurkan daun.

Strategi ini membantu tumbuhan menghemat air dan energi agar mereka bisa bertahan hidup lebih lama.

Kapan tumbuhan “berpuasa”?

Tumbuhan biasanya “berpuasa” pada kondisi tertentu, seperti berikut ini:

1. Peralihan musim gugur-dingin-semi

Suhu yang turun drastis di musim dingin bisa mengakibatkan pembekuan seluler dan mengganggu suplai air dari perakaran di tanah. Pembekuan seluler ini seperti balon kecil dengan air membeku di dalamnya. Air beku ini dapat dengan mudah merusak kulit sel tumbuhan.

Angin musim dingin yang kering juga mengganggu kelembaban daun dan berpotensi merusak fungsi daun.

Dengan “berpuasa”, tumbuhan bisa mengurangi risiko kerusakan dan bertahan hingga musim semi.

Baca juga: Riset: Aksi Lawan Krisis Iklim Tingkatkan PDB, Kurangi Kemiskinan

2. Kekeringan

Dalam kondisi kekeringan, tumbuhan umumnya “berpuasa” dengan menghemat penggunaan air hanya untuk fungsi vital, salah satunya adalah fotosintesis.

Bahkan di daerah yang sering kering, beberapa tumbuhan tetap “berpuasa” meski sudah memasuki musim hujan, karena mereka terbiasa mengandalkan cadangan air daripada menyerap langsung dari tanah.

Contohnya adalah Pohon Baobab yang menyimpan air di dalam batangnya yang besar untuk bekal menghadapi kemarau panjang. Pohon ini disebut juga semi-sukulen atau tanaman yang mampu menyimpan air. Kerabatnya dari jenis sukulen sejati, seperti kaktus, melakukan hal serupa untuk bertahan di lingkungan yang gersang.

Saat kondisi benar-benar kering, beberapa jenis tumbuhan bahkan bisa “berpuasa ekstrem”. Tumbuhan akan tampak seperti mati karena kehilangan sebagian besar kandungan airnya.

Laju metabolisme tumbuhan akan pulih saat kondisi air lingkungan mencukupi. Itulah mengapa mereka dikenal sebagai ressurection plant atau tanaman kebangkitan, salah satu contohnya adalah Craterostigma plantagineum atau blue carpet yang banyak tumbuh di Afrika.

3. Perubahan iklim dan polusi

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau