Polusi dan cuaca yang tidak menentu akibat perubahan iklim juga bisa membuat tumbuhan stres. Ketika tumbuhan mengalami stres, mereka harus mengalihkan energi dari pertumbuhan dan reproduksi ke mekanisme pertahanan. Proses-proses ini membutuhkan energi, sehingga tumbuhan harus mengurangi atau menghentikan sementara pertumbuhan dan reproduksi, seperti “berpuasa”.
Selain perubahan iklim, polusi juga membuat tumbuhan harus lebih sering “berpuasa”. Polusi ozon (O3) di udara bisa merusak daun. Sementara polusi logam berat di tanah secara umum bisa mengganggu pertumbuhan tumbuhan dan perkecambahan biji.
Masih banyak informasi yang harus digali lewat penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana perubahan iklim dan polusi membuat tumbuhan harus “berpuasa”.
Intinya, “berpuasa” bagi tumbuhan bukan sekadar fenomena alam, melainkan bagian dari survival mode atau strategi bertahan hidup saat kondisi lingkungan tidak mendukung.
Masalahnya, jika sebelumnya mayoritas tumbuhan hanya “berpuasa” di musim dingin atau kemarau, kini cuaca yang semakin tidak menentu akibat perubahan iklim dan pencemaran yang disebabkan oleh manusia memaksa mereka “berpuasa” lebih keras, sekaligus lebih lama.
Baca juga: 411 Spesies Jamur Terancam Punah karena Perubahan Iklim
*Dosen Departemen Biologi, IPB University
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya