Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cetak Rekor, Pembangkit EBT Suplai 32 Persen Listrik Dunia pada 2024

Kompas.com - 08/04/2025, 19:46 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan lembaga think tank Ember mengungkapkan, pembangkit listrik dari energi baru terbarukan (EBT) menyuplai 32 persen listrik global sepanjang 2024. 

Analis listrik dan data Ember, Euan Graham, menyebut bahwa hal ini terjadi seiring naiknya permintaan listrik akibat gelombang panas. 

"Kekhawatiran terhadap keamanan energi, yang diperburuk oleh perang dagang yang dipicu oleh tarif besar-besaran Presiden AS, Donald Trump, dapat semakin meningkatkan permintaan energi terbarukan tahun ini," ujar Graham dikutip dari Reuters, Selasa (8/4/2025). 

Baca juga: Equinix Teken Perjanjial Jual-Beli Listrik Terbarukan Pertama di Jepang

Sebagai informasi, Trump menaikkan tarif impor bagi 180 negara dengan nilai yang berbeda-beda. Tarif tersebut menyebabkan pasar energi dan ekuitas anjlok, lalu memicu kekhawatiran tentang resesi global.

Dalam laporannya, para peneliti mencatat pertumbuhan pembangkitan listrik terbarukan termasuk angin, air, serta matahari lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, bauran listrik global pembangkit EBT mencapai 30 persen. 

"Peningkatan konsumsi listrik untuk kecerdasan buatan, pusat data, kendaraan listrik, dan pompa panas menyumbang 0,7 persen dari pertumbuhan permintaan global tahun lalu," tulis tim peneliti. 

Baca juga: Konsumsi Listrik Dunia Naik, 40 Persen dari Nuklir dan Energi Terbarukan

Gelombang panas pada  2024 meningkatkan permintaan listrik untuk pemasangan AC yang menambahkan 0,7 persen atau 208 terrawatt jam (TWh) secara global. 

Pembangkit listrik tenaga gas menyumbang 22 persen dari produksi listrik global. Batu bara tetap menjadi sumber pembangkitan terbesar, menyediakan 34 persen dari pangsa global, namun angkanya turun dari 36 persen dari 2023.

Sedangkan, pembangkit listrik tenaga nuklir menyumbang 9 persen sumber listrik. Angkanya turun dari yang sebelumnya 9,1 persen di 2023.

Graham berpendapat, EBT bisa mendapatkan manfaat karena lonjakan tarif impor Amerika Serikat. Kendati, masih terlalu dini untuk menyimpulkan apakah kebijakan bakal Trump memengaruhi permintaan listrik di tahun ini. 

Baca juga: 20 Persen Listrik Lampung Sudah Berasal dari Energi Terbarukan

"Negara-negara kini lebih memikirkan keamanan dan ketahanan energi mereka daripada sebelumnya dan saya pikir itu berarti energi terbarukan dalam negeri seperti angin dan matahari menjadi semakin menarik," ucap Graham.

Sementara itu, CEO Global Renewables Alliance, Bruce Douglas, menyatakan inudatri EBT menghasilkan 858 TWh listrik ke sistem pada 2024. 

"Angka ini lebih dari gabungan konsumsi listrik tahunan Inggris dan Prancis," jelas Douglas. 

Baca juga: Lewat 2 Megaproyek, PLN IP Genjot Pembangkit EBT 2,4 Gigawatt pada 2035

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Swasta
'Matahari Buatan' China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

"Matahari Buatan" China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

Pemerintah
Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

LSM/Figur
Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Pemerintah
ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

LSM/Figur
Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Pemerintah
4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

Pemerintah
Sektor Pelayaran Terancam Denda 380 Dollar AS per Metrik Ton CO2 jika Lebihi Batas Emisi

Sektor Pelayaran Terancam Denda 380 Dollar AS per Metrik Ton CO2 jika Lebihi Batas Emisi

Pemerintah
Makna Tema Hari Bumi 2025: Energi Kita, Planet Kita

Makna Tema Hari Bumi 2025: Energi Kita, Planet Kita

LSM/Figur
Perancis Manfaatkan Ayam untuk Tanggulangi Sampah Organik

Perancis Manfaatkan Ayam untuk Tanggulangi Sampah Organik

Pemerintah
MIND ID Klaim Reklamasi 7.200 Hektare Lahan Tambang Selama 2024

MIND ID Klaim Reklamasi 7.200 Hektare Lahan Tambang Selama 2024

BUMN
Berkat Keterlibatan Aktif Masyarakat, Laju Kerusakan Mangrove di Desa Ini Turun 96 Persen

Berkat Keterlibatan Aktif Masyarakat, Laju Kerusakan Mangrove di Desa Ini Turun 96 Persen

Pemerintah
Truk Sampah Listrik Milik DLH Jakarta Punya Fitur 'Super Fast Charging'

Truk Sampah Listrik Milik DLH Jakarta Punya Fitur "Super Fast Charging"

Pemerintah
Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan

Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan

Swasta
BMKG Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Pendek, Kapan Puncaknya?

BMKG Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Pendek, Kapan Puncaknya?

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau