Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Listrik di Asia Makin Dipengaruhi Energi Terbarukan

Kompas.com - 09/04/2025, 15:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan BMI mengungkapkan harga listrik di Asia bakal makin dipengaruhi oleh biaya integrasi energi terbarukan dan teknologi penyimpanan baterai ke dalam jaringan listrik.

Firma tersebut juga memperkirakan harga listrik di Asia pun juga akan naik selama tahun 2025 karena berbagai alasan.

Itu termasuk transisi dari batu bara ke gas alam, regulator yang bergerak menuju pasar listrik yang lebih liberal, dan perusahaan utilitas yang memulihkan kerugian yang terjadi selama krisis energi global tahun 2021 hingga 2023.

Seperti dikutip dari Business Times, Rabu (9/4/2025) biaya atau harga batu bara termal (jenis batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik) akan memiliki pengaruh yang semakin kecil atau berkurang terhadap pembentukan harga listrik di kawasan Asia.

Hal ini disebabkan karena proporsi atau bagian dari listrik yang dihasilkan oleh sumber-sumber energi terbarukan (seperti tenaga surya, angin, dan air) diperkirakan akan terus meningkat selama sepuluh tahun mendatang di Asia.

Baca juga: Equinix Teken Perjanjial Jual-Beli Listrik Terbarukan Pertama di Jepang

Sebagai gantinya, harga listrik di masa depan akan semakin dipengaruhi oleh biaya yang terkait dengan penggabungan sumber-sumber energi terbarukan (seperti tenaga surya dan angin) ke dalam sistem kelistrikan.

Ini mencakup biaya pembangunan infrastruktur untuk energi terbarukan, biaya operasional, dan biaya penyesuaian jaringan.

Harga listrik juga akan dipengaruhi oleh biaya sistem penyimpanan energi menggunakan baterai.

Baca juga: Trump Bebaskan Tarif untuk Smartphone, Laptop, dan Elektronik dari China

Baterai menjadi semakin penting untuk mengatasi sifat intermiten (tidak selalu tersedia) dari energi terbarukan dan untuk menstabilkan jaringan listrik. Biaya ini meliputi investasi dalam baterai, instalasi, dan pemeliharaan.

Terakhir, biaya untuk membangun, memelihara, dan memodernisasi infrastruktur jaringan listrik (seperti transmisi dan distribusi) juga akan semakin berperan dalam menentukan harga listrik.

Jaringan yang kuat dan andal diperlukan untuk mengalirkan listrik dari sumber energi terbarukan ke konsumen dan untuk mengelola fluktuasi pasokan dan permintaan.

Baca juga: Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya

"Pengintegrasian sumber-sumber energi terbarukan ke dalam jaringan listrik dan pengembangan sistem penyimpanan energi menggunakan baterai akan menjadi kunci utama untuk mencapai transisi energi yang lancar dan tanpa gangguan," tulis laporan BMI.

Laporan BMI juga mencatat bahwa beberapa badan pengatur di berbagai negara di Asia sedang melakukan reformasi atau perubahan kebijakan untuk mengadopsi sistem penetapan harga listrik yang lebih mencerminkan biaya produksi listrik yang sebenarnya dan juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar (penawaran dan permintaan).

Ini juga salah satu tren utama yang akan memberikan tekanan di kawasan Asia.

Misalnya, undang-undang kelistrikan baru Vietnam bertujuan untuk mereformasi harga listrik eceran dengan menghilangkan subsidi silang dan menciptakan sistem harga multi komponen.

Baca juga: Cetak Rekor, Pembangkit EBT Suplai 32 Persen Listrik Dunia pada 2024

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

KG Media Hadirkan Lestari Awards sebagai Ajang Penghargaan ESG

Swasta
Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Tren Investasi Properti Indonesia Mengarah ke Keberlanjutan

Pemerintah
Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

Ahli Yakin Harimau Jawa Tak Mungkin Masih Ada dengan Kondisi Saat Ini

LSM/Figur
Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

Gapki Antisipasi Kebakaran Lahan Sawit Jelang Musim Kemarau

LSM/Figur
Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Menteri LH: Gangguan Lingkungan di Pulau Kecil Masif akibat Tambang

Pemerintah
Kadar Arsenik di Beras Naik, Kesehatan Masyarakat di Asia Terancam

Kadar Arsenik di Beras Naik, Kesehatan Masyarakat di Asia Terancam

LSM/Figur
Perkuat Kelas Internasional dan Kajian Sustainability, IPB Gandeng Kasetsart University

Perkuat Kelas Internasional dan Kajian Sustainability, IPB Gandeng Kasetsart University

Pemerintah
Kurangi Pencemaran Udara, Indonesia Harus Upgrade Kualitas Bahan Bakar

Kurangi Pencemaran Udara, Indonesia Harus Upgrade Kualitas Bahan Bakar

LSM/Figur
Hitachi Energy-AWS Percepat Inovasi Jaringan Cloud dan Transisi Energi

Hitachi Energy-AWS Percepat Inovasi Jaringan Cloud dan Transisi Energi

Swasta
Perubahan Iklim Ancam Situs Arkeologi di Pesisir

Perubahan Iklim Ancam Situs Arkeologi di Pesisir

Pemerintah
Hujan Berpotensi Jadi Sumber Listrik Ramah Lingkungan Skala Besar

Hujan Berpotensi Jadi Sumber Listrik Ramah Lingkungan Skala Besar

Pemerintah
Pemilik Konsesi Sawit Bisa Kena Pidana jika Tak Mitigasi Kebakaran Lahan

Pemilik Konsesi Sawit Bisa Kena Pidana jika Tak Mitigasi Kebakaran Lahan

Pemerintah
Krisis Pekerja Hijau Landa Dunia, Transisi  Berisiko Terhambat

Krisis Pekerja Hijau Landa Dunia, Transisi Berisiko Terhambat

Pemerintah
Menteri LH Wanti-wanti Pengusaha soal Kebakaran Lahan Sawit Saat Kemarau

Menteri LH Wanti-wanti Pengusaha soal Kebakaran Lahan Sawit Saat Kemarau

Pemerintah
Maybank Indonesia Salurkan Pembiayaan untuk Usaha Berkelanjutan Rp 22,1 Triliun

Maybank Indonesia Salurkan Pembiayaan untuk Usaha Berkelanjutan Rp 22,1 Triliun

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau