Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Pelanggan, UMKM Makin Tingkatkan Aksi Iklim

Kompas.com - 10/04/2025, 16:01 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Edie

KOMPAS.com - Survei global menemukan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) makin memangkas emisi mereka dan meningkatkan adaptasi iklim.

Meski ada tantangan ekonomi yang harus dihadapi, hal itu dilakukan sebagai respons terhadap permintaan konsumen.

Selain didorong oleh permintaan pelanggan, tindakan positif UMKM dalam merespons perubahan iklim tersebut karena kepatuhan terhadap aturan dan kebutuhan akan ketahanan finansial dalam menghadapi ketidakpastian ekologi.

Survei ini dilakukan oleh SME Climate Hub dan melibatkan 471 UKM dari 53 negara.

Dikutip dari Edie, Kamis (10/4/2025) survei menemukan bahwa 61 persen UMKM mengambil tindakan iklim untuk memenuhi harapan pelanggan, meningkat 21 poin jika dibandingkan 2024.

Baca juga: Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional

Sementara itu makin banyak UMKM yakni 58 persen yang makin sadar akan pentingnya keberlanjutan sebagai cara untuk meningkatkan daya saing bisnis mereka, dibandingkan pada tahun 2024 yang hanya sebesar 24 persen.

Dan lebih dari separuh (51 persen) bisnis yang disurvei termotivasi untuk menarik pelanggan baru, dibandingkan dengan 34 persen pada tahun 2024.

Sebagian besar UMKM yang disurvei juga menyadari risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap bisnis mereka (58 persen).

Kesadaran akan risiko ini menjadi pendorong utama bagi mereka untuk mengadopsi praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

UMKM juga berupaya untuk mempersiapkan diri menghadapi risiko regulasi.

Enam dari sepuluh UMKM menyebutkan kepatuhan terhadap peraturan sebagai alasan untuk meningkatkan upaya terkait iklim mereka, naik dari 37 persen pada 2024.

Namun hasil positif tersebut ternyata kontras dengan survei terbaru lainnya yang dilakukan di Inggris Raya.

Survei yang melibatkan 500 UMKM tersebut menanyakan tentang rencana keberlanjutan.

Hasilnya, sebanyak 54 persen UMKM yang ditanyai menyatakan mereka telah menurunkan prioritas praktik ramah lingkungan mereka, dengan hampir 10 persen menurunkan prioritasnya secara signifikan.

Kendati berseberangan hasilnya, beberapa tantangan yang dihadapi tetap sama. Secara khusus, keuangan dan kebijakan dipandang sebagai hambatan utama.

Baca juga: Celios: Mayoritas Dukung Pelibatan UMKM untuk Makan Bergizi Gratis

Sebanyak 80 persen responden melaporkan dukungan pemerintah yang buruk untuk aksi iklim meski sebagian besar negara memiliki target emisi.

Lalu dua pertiga dari UMKM yang disurvei menyatakan bahwa peningkatan insentif pemerintah, seperti manfaat pajak atau pinjaman, akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan skala aksi iklim dengan lebih baik.

"UKM tidak pasif menunggu tindakan terkait iklim, melainkan aktif memimpin. Integrasi keberlanjutan ke dalam rencana bisnis mereka dipandang sebagai strategi yang menguntungkan karena mendorong pertumbuhan, memperkuat ketahanan, dan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan regulasi dan tuntutan rantai pasokan yang semakin peduli lingkungan," ungkap Pamela Jouven, Direktur SME Climate Hub.

"Momentumnya sudah ada, tetapi UMKM membutuhkan dukungan keuangan dan kebijakan yang lebih baik untuk mencapai potensi penuh mereka,” tambah Jouven.

sumber https://www.edie.net/smes-taking-climate-action-to-manage-risk-and-appeal-to-customers/

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Earth AI, Kini Kecerdasan Buatan Bisa Bantu Eksplorasi Mineral Kritis

Swasta
'Matahari Buatan' China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

"Matahari Buatan" China Pecahkan Rekor, Suhu Menyala 100 Juta Derajat Celsius

Pemerintah
Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

Melihat Bank Sampah Induk Gesit di Jaksel yang Berdayakan Kaum Ibu

LSM/Figur
Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Dorong Pelaporan, UE Sederhanakan Aturan Keberlanjutan

Pemerintah
ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

ASEAN Tertinggal, Cuma 23 Persen Listrik dari Energi Terbarukan

LSM/Figur
Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Emisi Industri Bahan Bakar Fosil Picu Kenaikan Signifikan Permukaan Laut

Pemerintah
4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

4 Tahun Lagi, Indonesia Berambisi Jadi Negara dengan PLTP Terbesar di Dunia

Pemerintah
Sektor Pelayaran Terancam Denda 380 Dollar AS per Metrik Ton CO2 jika Lebihi Batas Emisi

Sektor Pelayaran Terancam Denda 380 Dollar AS per Metrik Ton CO2 jika Lebihi Batas Emisi

Pemerintah
Makna Tema Hari Bumi 2025: Energi Kita, Planet Kita

Makna Tema Hari Bumi 2025: Energi Kita, Planet Kita

LSM/Figur
Perancis Manfaatkan Ayam untuk Tanggulangi Sampah Organik

Perancis Manfaatkan Ayam untuk Tanggulangi Sampah Organik

Pemerintah
MIND ID Klaim Reklamasi 7.200 Hektare Lahan Tambang Selama 2024

MIND ID Klaim Reklamasi 7.200 Hektare Lahan Tambang Selama 2024

BUMN
Berkat Keterlibatan Aktif Masyarakat, Laju Kerusakan Mangrove di Desa Ini Turun 96 Persen

Berkat Keterlibatan Aktif Masyarakat, Laju Kerusakan Mangrove di Desa Ini Turun 96 Persen

Pemerintah
Truk Sampah Listrik Milik DLH Jakarta Punya Fitur 'Super Fast Charging'

Truk Sampah Listrik Milik DLH Jakarta Punya Fitur "Super Fast Charging"

Pemerintah
Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan

Jejak Karbon Bulanan ChatGPT Setara 260 Penerbangan

Swasta
BMKG Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Pendek, Kapan Puncaknya?

BMKG Prediksi Musim Kemarau Tahun Ini Lebih Pendek, Kapan Puncaknya?

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau