KOMPAS.com - Google resmi mengumumkan perjanjian pembelian energi listrik tenaga angin lepas pantai pertama di kawasan Asia Pasifik, pada Selasa (22/04/2025).
Proyek energi baru terbarukan ini memiliki kapasitas sebesar 495 megawatt (MW) dan akan dikembangkan oleh perusahaan manajer investasi infrastruktur energi asal Denmark, Copenhagen Infrastructure Partners (CIP) di ladang angin baru yang berlokasi di Taiwan.
“Fengmiao I akan menjadi katalis utama bagi pertumbuhan sektor angin lepas pantai di Taiwan. Proyek ini akan mulai beroperasi pada 2027 dan akan menyediakan listrik untuk mendukung pusat data, wilayah cloud, serta kantor-kantor Google di Taiwan,” ujar I-Chun Hsiao, Pemimpin Senior Energi dan Infrastruktur Google untuk kawasan Asia Pasifik, dikutip dari ESG Today pada Rabu (23/04/2025).
Perjanjian ini memperkuat komitmen Google dalam mendukung transisi energi bersih di Asia, khususnya Taiwan, serta menyediakan sumber daya energi berkelanjutan yang andal untuk mendukung kebutuhan listrik yang terus meningkat.
Baca juga: Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek Biochar di India
Sebelumnya, Google juga telah mengambil beberapa langkah strategis:
Pada 2024, Google bermitra dengan BlackRock untuk berinvestasi di New Green Power, serta memperoleh energi terbarukan dari jaringan pipa proyek tenaga surya di Taiwan.
Pada April 2025, Google menandatangani kesepakatan pembelian energi panas bumi dengan Baseload Capital.
Google menyatakan bahwa serangkaian perjanjian energi bersih ini merupakan bagian dari upaya mencapai target operasional bebas karbon 24/7 (CFE 24/7) pada tahun 2030, yang telah diumumkan sejak 2020.
Artinya, Google akan mencocokkan permintaan listrik dengan pasokan energi bebas karbon setiap jam, setiap hari, di semua wilayah tempat perusahaan beroperasi.
Dengan proyek Fengmiao I sebagai tonggak pertama energi angin lepas pantai Google di Asia Pasifik, perusahaan ini tidak hanya memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan, tetapi juga mendorong adopsi energi terbarukan secara global.
Baca juga: Amazon, Google, dan Meta Ingin Tingkatkan Kapasitas Energi Nuklir Global
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya