Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Nuklir Dunia Terus Tumbuh, Diprediksi 494 GW pada 2035

Kompas.com - 24/04/2025, 16:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Selain itu peningkatan terjadi karena mekanisme berbasis pasar seperti Kontrak untuk Perbedaan (CfD), kemajuan dalam SMR dan teknologi generasi berikutnya, serta lonjakan permintaan listrik dari pusat data.

Baca juga: Atasi Emisi karena AI, Big Tech Andalkan Nuklir dan Carbon Capture

Pertumbuhan SMR

Laporan juga menyinggung soal pertumbuhan SMR. Tidak seperti reaktor nuklir skala besar tradisional, SMR menawarkan desain yang ringkas, penyebaran yang fleksibel, dan fitur keselamatan canggih yang membuatnya sangat cocok untuk wilayah terpencil, jaringan yang lebih kecil, dan aplikasi industri.

Dengan kapasitas yang biasanya di bawah 300 MW, SMR dapat dibuat di pabrik, diangkut, dan dirakit di lokasi, sehingga secara signifikan mengurangi waktu dan biaya konstruksi.

Jaringan SMR global berkembang pesat, dengan lebih dari 100 reaktor dalam berbagai tahap pengembangan.

Meskipun saat ini hanya beberapa SMR yang beroperasi, terutama di Rusia dan China, dekade berikutnya diharapkan akan membawa peningkatan signifikan dalam kapasitas baru, dengan lebih dari 10.000 MW diantisipasi pada tahun 2035.

Negara-negara seperti AS, Kanada, Inggris, China, dan Rusia memimpin dengan berbagai strategi penyebaran, yang menjadikan SMR sebagai pilar utama dalam transisi global menuju sistem energi rendah karbon yang aman.

“Dengan meningkatnya kekhawatiran atas perubahan iklim dan keamanan energi, tenaga nuklir telah muncul kembali sebagai pilar penting dalam transisi energi global," papar Zia.

Pemerintah di seluruh dunia menerapkan target nol-bersih yang ambisius dan berinvestasi dalam sumber energi yang bersih dan dapat didistribusikan untuk mendekarbonisasi ekonomi mereka.

Energi nuklir, dengan kemampuannya untuk menyediakan daya beban dasar yang andal dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, memainkan peran penting dalam transisi ini.

“Seiring negara-negara meningkatkan fokus mereka pada SMR, perpanjangan masa pakai, dan teknologi nuklir canggih, pasar tenaga nuklir siap untuk pertumbuhan jangka panjang, didorong oleh dua tujuan ketahanan energi dan netralitas iklim,” tambah Zia.

Baca juga: Konsumsi Listrik Dunia Naik, 40 Persen dari Nuklir dan Energi Terbarukan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau