Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Soroti Bias Gender di Sektor Pertanian: Perempuan Tani Masih Terpinggirkan

Kompas.com - 03/05/2025, 08:26 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comPerempuan memiliki peran penting dalam sektor pertanian, namun kontribusinya kerap tidak terlihat.

Dosen Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Anna Fatchiya, menilai dominasi laki-laki dalam pengambilan keputusan menjadi penyebab utama bias gender dalam berbagai program pertanian.

Menurut Guru Besar Penyuluhan Gender IPB University tersebut, sebagian besar perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi program pembangunan pertanian selama ini lebih banyak melibatkan laki-laki.

Baca juga: Startup Filipina Ajak Petani Pakai AI, Bukan Intuisi, agar Tak Rugi

Akibatnya, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi petani perempuan sering kali tidak terakomodasi secara adil.

“Selama ini, perencanaan dan pelaksanaan sampai evaluasi program pembangunan lebih banyak melibatkan laki-laki, sehingga kebutuhan dan masalah yang dihadapi perempuan kurang terakomodasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

Anna menjelaskan, kondisi ini menggambarkan situasi buta gender atau tidak responsif gender yang dipengaruhi oleh budaya patriarki.

Padahal perempuan kerap memegang tiga peran sekaligus dalam rumah tangga petani, yaitu reproduksi, produksi, dan sosial.

Mereka tidak hanya mengurus rumah tangga, tapi juga terlibat dalam siklus usaha tani, pengambilan keputusan, pengelolaan keuangan, serta aktif dalam kelompok tani, koperasi desa, dan posyandu.

Baca juga: Perubahan Iklim, Petani Kopi Jambi Perkuat Agroforestri dan Intensifikasi

Dalam penelitianya, Anna menemukan bahwa penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak pembangunan sektor tani belum sepenuhnya responsif gender.

“Misalnya, hanya mengundang petani laki-laki dan pengambilan keputusan didominasi oleh laki-laki. Padahal, petani perempuan berhak memiliki akses informasi, pengetahuan dan sumber daya lain untuk berkembang,” jelasnya.

Anna menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam program pembangunan pertanian agar mereka juga mendapatkan manfaat secara adil.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau