Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WRI soal Deforestasi: Brasil Sumbang 42 Persen, Indonesia Turun 11 Persen

Kompas.com - 22/05/2025, 08:24 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Data Global Land Analysis and Discovery Lab di University of Maryland menunjukkan bahwa sepanjang 2024, kebakaran menjadi penyebab pertama hilangnya tutupan hutan. 

Data yang secara terbuka bisa diakses di platform Global Forest Watch milik World Resources Institute (WRI) itu menunjukkan, tahun 2024 jadi tahun pertama di mana kebakaran mengalahkan pertanian sebagai pemicu deforestasi, padahal sebelumnya hanya berkontribusi 20 persen.

Di Brasil, 42 persen hutan hilang pada tahun 2024. Dari total hilangnya hutan, 66 persen disebabkan oleh kebakaran. Peningkatan deforestasi karena kebakaran kali ini mencapai 6 kali lipat.

Tren deforestasi di Bolivia juga mengkhawatirkan. Peningkatan deforestasi mencapai 200 persen dengan luas total hilangnya hutan mencapai 1,5 juta hektar. Dari jumlah tersebut, lebih dari setengahnya disebabkan kebakaran.

Baca juga: Auriga: Mayoritas Deforestasi Sepanjang 2024 Terjadi di Area Konsesi

Sementara itu, Congo mengalami tingkat kehilangan hutan primer tertinggi di dunia, sebesar 150 persen. Kebakaran berkontribusi pada 45 persen, diperburuk oleh cuaca panas dan kering.

Hilangnya hutan pada 2024 akibat kebakaran mengemisikan 4,1 gigaton gas rumah kaca. Jumlah itu setara dengan lebih dari 4 kali total emisi akibat penerbangan pada 2023.

"Level hilangnya hutan ini tidak seperti yang kita lihat selama 20 tahun terakhir dan ini adalah peringatan keras bagi dunia. Panggilan kolektif pada tiap negara, bisnis, dan individu yang peduli pada kelangsungan planet," kata Elizbeth Goldman, Co-Director Global Forest Watch WRI.

Meski memburuk di Amerika Latin dan Afrika, laporan WRI yang diterima Kompas.com pada Rabu (21/5/225) mengungkap bahwa deforestasi Indonesia menurun sebesar 11 persen, membalikkan peningkatan yang terjadi pada tahun 2021 dan 2023.

"Kami bangga bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil mengurangi penurunan hilangnya hutan primer. Namun, deforestasi tetap harus jadi perhatian karena perkebunan, pertanian skala kecil dan pertambangan, bahkan di area yang dilindungi," kata Arief Wijaya, Managing Director WRI Indonesia.

Untuk mencapai target penurunan deforestasi pada 2030, dunia harus mengurangi levelnya sebesar 20 persen per tahun. Untuk mencapainya, mitigasi kebakaran, mewujudkan rantai pasok bebas deforestasi hingga pendanaan perlindungan hutan dibutuhkan. 

Baca juga: Perubahan Iklim dan Deforestasi Sebabkan Sejumlah Jamur Terancam Punah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Mikroba Jadi Solusi Alami untuk Laut Tercemar Tumpahan Minyak
Mikroba Jadi Solusi Alami untuk Laut Tercemar Tumpahan Minyak
Pemerintah
Dilema AC, Menyejukkan Rumah, Memanaskan Bumi
Dilema AC, Menyejukkan Rumah, Memanaskan Bumi
LSM/Figur
WWF: Koridor Harimau Terputus, Dampak Genetik dan Ekologinya Serius
WWF: Koridor Harimau Terputus, Dampak Genetik dan Ekologinya Serius
LSM/Figur
Ahli Konservasi Ungkap Chaos yang Mungkin Terjadi jika Harimau Hilang dari Bumi
Ahli Konservasi Ungkap Chaos yang Mungkin Terjadi jika Harimau Hilang dari Bumi
LSM/Figur
Laporan PBB: Kelaparan Turun Tipis ke 8,2 Persen, tetapi Ketimpangan Makin Menganga
Laporan PBB: Kelaparan Turun Tipis ke 8,2 Persen, tetapi Ketimpangan Makin Menganga
Pemerintah
Proyek Energi Terbarukan Melonjak, Sayangnya Gugatan HAM-nya Juga Naik
Proyek Energi Terbarukan Melonjak, Sayangnya Gugatan HAM-nya Juga Naik
Pemerintah
Kesehatan Kita Butuh Pemeriksaan Rutin, Indonesia Kini Punya Alatnya
Kesehatan Kita Butuh Pemeriksaan Rutin, Indonesia Kini Punya Alatnya
LSM/Figur
Riset Ahli Ungkap, Kearifan Lokal Saja Tak Mempan Lindungi Harimau Sumatera
Riset Ahli Ungkap, Kearifan Lokal Saja Tak Mempan Lindungi Harimau Sumatera
Pemerintah
BKSDA Aceh Beri Panduan Cegah Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera
BKSDA Aceh Beri Panduan Cegah Konflik Manusia dengan Harimau Sumatera
Pemerintah
Krisis Iklim Picu Kerugian Rp 550 T, Transisi Energi Mutlak untuk Pertumbuhan Ekonomi
Krisis Iklim Picu Kerugian Rp 550 T, Transisi Energi Mutlak untuk Pertumbuhan Ekonomi
LSM/Figur
Indeks Investasi Hijau: Bank Nasional Masih Setengah Hati Dukung Transisi Hijau
Indeks Investasi Hijau: Bank Nasional Masih Setengah Hati Dukung Transisi Hijau
LSM/Figur
Kisah Fitryanti, Akademisi yang Aktif Lindungi Penyu dan Beri Edukasi Masyarakat Papua
Kisah Fitryanti, Akademisi yang Aktif Lindungi Penyu dan Beri Edukasi Masyarakat Papua
LSM/Figur
Di Indonesia Harimau Terancam Karhutla, di Nepal Ancamannya Proyek Kereta
Di Indonesia Harimau Terancam Karhutla, di Nepal Ancamannya Proyek Kereta
LSM/Figur
Negara Berkembang Terjebak Ketergantungan Komoditas, Perlu Ciptakan Nilai Tambah
Negara Berkembang Terjebak Ketergantungan Komoditas, Perlu Ciptakan Nilai Tambah
Pemerintah
Pertagas Tanam Mangrove di Pesisir Indramayu
Pertagas Tanam Mangrove di Pesisir Indramayu
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau