Dengan kontribusi yang sedemikian besar, tidaklah berlebihan jika UMKM diibaratkan sebagai “kecil-kecil cabai rawit”. Sebab, sektor ini terbukti mampu menopang daya tahan ekonomi Indonesia, bahkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan krisis.
Desa Sungai Payang di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, menjadi salah satu contoh kesuksesan transformasi ekonomi lokal berkat semangat masyarakatnya dan kemitraan strategis dengan MHU.
Kolaborasi itu menjadi fondasi bagi pengembangan BUMDes Payang Sejahtera yang kini menjadi motor penggerak perekonomian desa.
Melalui sinergi dengan MHU, BUMDes Payang Sejahtera berhasil mengembangkan 11 unit usaha yang beragam, menjawab berbagai kebutuhan masyarakat dan peluang ekonomi yang ada.
Lini usaha tersebut meliputi jasa angkutan tandan buah sawit, jasa pencuci pakaian karyawan tambang, katering, pengelolaan air bersih, dan berbagai inisiatif lainnya yang memberdayakan potensi lokal.
Transformasi ekonomi juga berdampak pada status administratif desa. Berkat kemajuan yang pesat, Sungai Payang berhasil bertransformasi dari desa tertinggal pada 2017 menjadi desa mandiri pada 2022.
Capaian itu semakin diperkuat dengan inovasi "Mabuk Kepayang"—kemitraan strategis antara BUMDes dan masyarakat—yang berhasil meraih pengakuan nasional dengan menembus Top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2022.
Dampak positif dari kemitraan dengan MHU tecermin jelas dalam pertumbuhan pendapatan BUMDes Payang Sejahtera yang sangat signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2017, pendapatan BUMDes tercatat sebesar Rp 1,4 miliar. Seiring dengan berjalannya kemitraan dan pengembangan unit usaha, pendapatan terus meningkat menjadi Rp 2,6 miliar pada 2018.
Meskipun sempat mengalami sedikit fluktuasi pada 2019 dengan pendapatan Rp 2,4 Miliar, BUMDes kembali menunjukkan tren positif kuat, mencapai Rp 7,9 miliar pada 2020.
Puncaknya, pada 2021, pendapatan BUMDes melonjak hingga Rp 13,4 miliar, sebelum akhirnya stabil di angka yang tetap tinggi, yaitu Rp 12,1 miliar pada 2022.
Pertumbuhan pendapatan luar biasa itu adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi yang konstruktif antara perusahaan dan masyarakat dapat menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Warga Sungai Payang yang terlibat dalam usaha katering BUMDes, Ardiana, mengatakan bahwa kolaborasi tersebut memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya kemitraan, kami dibantu bukan hanya dapat pekerjaan tapi juga modal,” ujarnya.
Ia menambahkan, usaha kateringnya kini melayani hingga 1.800 boks makanan setiap hari untuk kebutuhan karyawan perusahaan kontraktor tambang. Selain menghidupi keluarga sendiri, usaha tersebut juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga, termasuk ibu tunggal, yang bekerja secara paruh waktu dengan penghasilan layak.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya