Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Kurban Bisa Cemari Lingkungan, Warga Perlu Kelola Baik

Kompas.com - 30/05/2025, 14:00 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Jelang Idul Adha, Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Salundik meminta limbah kurban dikelola dengan baik. 

Dalam keterangan tertulis yang diunggah di laman IPB University pada Kamis (29/5/2025), Salundik mengatakan, limbah kurban yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan.

“Mulai dari bau tidak sedap yang menyengat, serbuan lalat, hingga gangguan estetika, terutama karena lokasi penjualan hewan kurban umumnya berada di area perkotaan yang padat,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa limbah kurban dapat dikategorikan menjadi dua: limbah di lokasi penjualan dan limbah di lokasi penyembelihan.

Baca juga: Bagaimana AI Membantu Industri Mode Kurangi Limbah Tekstil?

Di lokasi penjualan, limbah yang dihasilkan antara lain kotoran (feses) dan sisa pakan hijauan. Penumpukan ternak dalam jumlah besar selama sekitar 20 hari menjelang lebaharan Haji jadi pemicu akumulasi limbah dalam jumlah signifikan.

Salundik memberikan ilustrasi: jika terdapat 50 ekor sapi dengan produksi kotoran rata-rata 20 kilogram per ekor per hari, maka dalam 20 hari dapat dihasilkan limbah hingga 20 ton.

Agar tidak mencemari lingkungan, ia menyarankan limbah ini dikonversi menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti pupuk organik kompos atau vermikompos.

“Ini adalah solusi yang paling mudah diterapkan dan memberikan nilai tambah ekonomi,” ucapnya.

Sementara itu, limbah di lokasi penyembelihan memiliki jenis yang berbeda, berupa darah, isi rumen, dan saluran pencernaan dari hewan. Limbah jenis ini memiliki risiko kontaminasi yang lebih tinggi dan bisa menjadi rantai penyebaran penyakit terutama di wilayah yang sempit dan tersebar di berbagai titik kota.

Menurutnya, penanganan limbah di lokasi penyembelihan membutuhkan perhatian lebih karena tantangannya cukup kompleks untuk memastikan limbah tersebut tidak mencemari lingkungan dan membawa dampak buruk kepada masyarakat.

Namun sayangnya, pengelolaan limbah diarea penyembelihan menemui beberapa tantangan seperti keterbatasan lahan, juga terdapat ketidakpastian jumlah ternak dan kerterbatasan lahan.

Baca juga: BRIN: Angka Cetane Bahan Bakar dari Limbah Plastik Lebih Tinggi dari Pertamina Dex

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau