Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Institut Teknologi PLN Gandeng APITU untuk Jawab Kebutuhan "Green Jobs"

Kompas.com, 13 Juni 2025, 20:31 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Institut Teknologi PLN (ITPLN) menggandeng Perkumpulan Praktisi Pendingin dan Tata Udara (APITU) Indonesia untuk menyerap pekerja di sektor ketenagalistrikan dalam rangka mendorong tren pertumbuhan green jobs.

Rektor ITPLN, Iwa Garniwa, mengatakan kerja sama tersebut dilakukan seiring dengan kebutuhan tenaga kerja di bidang tata udara dan pendingin yang meningkat di tengah tuntutan efisiensi energi.

Dia menjelaskan, program ini mempersiapkan lulusan yang siap bekerja di industri heating, ventilation, air conditioning, and refrigeration (HVACR).

"Saya kira sekali lagi, efisien itu bisa terbentuk di dalam AC atau HVAC itu adalah menurunkan kebutuhan energi listrik," ujar Iwa saat ditemui usai Peluncuran Program Sekolah Vokasi Ikatan Kerja D3 ITPLN di Jakarta Barat, Jumat (13/6/2025).

Baca juga: Potensi Green Jobs dari RUPTL 2025 - 2034 Perlu Dibarengi Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja

Menurut Iwa, tantangan di bidang peralatan pendingin udara saat ini ialah teknologi freon yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, program kerja sama ITPLN dan AIPTU sekaligus mempersiapkan lulusannya bisa merespons kebutuhan energi.

Terlebih saat ini listrik terbesar masih disuplai dari energi fosil berupa batu bara.

"Green jobs itu terkait bagaimana menurunkan emisi, sehingga para ahli yang kami harapkan lulusan ini mindsetnya adalah menurunkan emisi. Saya kira perkembangan dunia teknologi pendingin juga mengarahnya kepada menurunkan emisi dan konsumsi listrik," jelas Iwa.

Ketua Umum APITU, Agus Susilo, menjelaskan saat ini industri pendingin udara atau AC telah bertransisi dari freon jenis lama ke freon yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi. Sejak tahun 2000-an banyak industri yang masih menggunakan jenis freon R22, namun kini beralih ke jenis R32. 

"Ini juga akan menjadi perhatian juga oleh pemerintah bagaimana setiap produksi AC yang ada sekarang harus sudah menggunakan freon yang lebih ramah lingkungan, yaitu R32 dan yang hemat energi. Nah ini juga mungkin sejalan dengan tujuan dari ITPLN," ucap Agus.

Baca juga: Indonesia Bisa Ciptakan 2 Juta Green Jobs jika Jadi Hub Produksi EV

Pihaknya meyakini, program Ikatan Kerja ITPLN menjadi solusi konkret dalam menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja terampil di sektor teknik pendingin dan tata udara.

Adapun Program Sekolah Vokasi Ikatan Kerja ITPLN akan membuka penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2025/2026. Sebanyak 100 lulusan terbaik langsung disalurkan bekerja di perusahaan raksasa mitra APITU.

ITPLN berencana menjalin kerja sama dengan asosiasi produsen peralatan listrik Indonesia sehingga lebih banyak industri lainnya ke depan terkait dengan rantai pasok bisnis transisi energi. Nantinya, mahasiswa ITPLN di program vokasi itu mendapatkan pelatihan serta sertifikasi keahlian.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau