Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DEN Minim Perempuan, Kebijakan Energi Bisa Luput dari Kebutuhan Nyata

Kompas.com - 22/06/2025, 12:02 WIB
Eriana Widya Astuti,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Koalisi Perempuan Indonesia, Mikewati Vera Tangka, menyoroti minimnya perempuan dalam keanggotaan Dewan Energi Nasional (DEN).

Mike menyebut, saat ini hanya ada 1 perempuan dari total 8 anggota DEN. Itu pun bukan hasil dari seluruh rangkaian seleksi, melainkan menggantikan posisi salah satu anggota laki-laki yang mengundurkan diri.

“Hal ini menyebabkan adanya ketimpangan dalam pengambilan kebijakan untuk transisi energi, padahal perempuan memiliki kebutuhan tersendiri dalam penggunaan energi bersih,” ujar Mike dalam acara Publish What You Pay (PWYP) Indonesia bertajuk ‘Dialog Media: Mendorong Transparansi dan Inklusi dalam Seleksi Anggota Dewan Energi Nasional untuk Transisi Energi yang Berkeadilan’, Jumat (20/6/2025).

Mike menegaskan, perempuan bukan hanya pengguna energi, tetapi juga aktor dalam proses transisi. Mereka memiliki gagasan dan pengalaman langsung tentang bagaimana seharusnya transisi energi dilakukan agar mampu mengakomodasi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Duit China Dorong Transisi Energi ASEAN, tapi Politik Global Menahan

“Bayangkan, di Kepulauan Seribu listrik hanya nyala 12 jam saja. Siapa yang muter cari cara agar semua kebutuhan terpenuhi? Ujung-ujungnya perempuan,” ujarnya.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Di daerah yang pasokan energinya terbatas, lanjut Mike, perempuan berperan aktif memastikan terpenuhinya kebutuhan energi dengan energi-energi alternatif untuk memasak dan penerangan.

Perempuan cenderung mengambil keputusan secara menyeluruh agar kebutuhan orang-orang di sekitarnya terpenuhi.

“Laki-laki dan perempuan memiliki pengalaman yang berbeda. Itu juga yang membedakan mereka dalam mengambil keputusan,” katanya.

Karenanya, jika semua anggota Dewan Energi adalah laki-laki, Mike menilai sangat mungkin terjadi ketidakadilan dalam pengambilan keputusan terkait transisi energi.

Ia mencontohkan, jika terjadi krisis energi yang berdampak pada ketersediaan air, laki-laki mungkin menganggapnya bukan masalah mendesak karena hanya tidak bisa mandi. Tapi bagi perempuan yang membutuhkan air dari bangun tidur hingga tidur lagi untuk kebutuhan rumah, situasi itu bisa dianggap darurat.

Selain itu, Mike juga mencontohkan tentang Mama yang di daerah Timur yang lebih handal mengelola panel surya untuk memenuhi kebutuhan energi mereka. Menurut, Mike itu terjadi karena Mama-Mama ini yang terdampak tak adanya listrik dalam waktu lama untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan anggota keluarganya.

“Begitu juga dalam pengambilan keputusan untuk transisi energi. Bisa jadi satu sektor dalam transisi energi tidak mendesak bagi laki-laki, tapi sangat mendesak bagi perempuan,” jelas Mike. “Lantas bagaimana suara-suara ini akan terdengar jika di Dewan Energi Nasional tidak ada keterwakilan perempuan?”

Baca juga: Mengurai Jejak Pohon, Begini Kiprah 2 Perempuan Peneliti di Garis Depan Forensik Kayu Indonesia

Mike menekankan pentingnya prinsip afirmasi 30 persen keterlibatan perempuan dalam politik. Dalam konteks DEN yang beranggotakan 8 orang, idealnya terdapat 2 hingga 3 perempuan agar representasinya terwujud.

“Enggak ada perempuan yang daftar, enggak boleh pasrah. Tapi ditanya, diajak, direkomendasikan calon-calon potensial, terutama yang memiliki track record di bidang transisi energi,” kata Mike.

Upaya ini, menurutnya, penting untuk memastikan tata kelola energi Indonesia menjadi lebih inklusif. Ketidakhadiran perempuan dalam DEN berpotensi menciptakan ketimpangan dalam pengambilan keputusan dan menyebabkan kebijakan energi tidak mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakat, khususnya aspek-aspek mikro yang lebih dipahami oleh perempuan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
Perubahan Iklim, Situs Warisan Dunia Terancam Kekeringan atau Banjir
LSM/Figur
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
Ancaman Tersembunyi Perubahan Iklim, Bikin Nutrisi Makanan Turun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau