Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Riset Ahli: Udara Bersih Asia Timur Justru Ungkap Wajah Asli Krisis Iklim

Kompas.com - 24/07/2025, 11:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tim kami menggunakan 160 simulasi komputer dari delapan model iklim global. Dengan ini, kami bisa lebih akurat menghitung dampak polusi udara dari Asia Timur terhadap suhu dan pola curah hujan global.

Kami mensimulasikan skenario pembersihan polusi yang serupa dengan yang terjadi di dunia sejak 2010. Hasilnya, terdapat tambahan pemanasan global sekitar 0,07 derajat C.

Angka ini mungkin terlihat kecil dibandingkan total pemanasan global sejak 1850 (sekitar 1,3 derajat C). Namun sebenarnya kenaikan itu cukup signifikan untuk menjelaskan percepatan pemanasan yang kita rasakan belakangan ini.

Apalagi kami telah mengeluarkan pengaruh fluktuasi suhu tahunan akibat siklus alami seperti El Niño, fenomena iklim di Pasifik yang menghangatkan suhu global.

Berdasarkan tren jangka panjang, seharusnya kita hanya mengalami pemanasan sekitar 0,23 derajat C sejak 2010. Namun, pengamatan menunjukkan kenaikan suhu mencapai 0,33 derajat C.

Tambahan 0,1 derajat C ini sebagian besar bisa dijelaskan oleh pembersihan polusi udara di Asia Timur.

Faktor lain yang juga berperan adalah penurunan emisi sektor pelayaran serta lonjakan konsentrasi metana di atmosfer belakangan ini.

Polusi udara mendinginkan Bumi dengan cara mengubah sifat awan sehingga lebih banyak memantulkan sinar matahari. Pembersihan polusi udara di Asia Timur mengurangi efek bayangan ini di wilayah tersebut.

Baca juga: Polusi Udara Kian Parah, Pemerintah Didesak Terapkan Baku Mutu Nasional

Berkurangnya polusi juga juga menurunkan jumlah polutan yang terbawa angin melintasi Samudra Pasifik utara. Ini membuat awan di Pasifik timur memantulkan lebih sedikit sinar matahari.

Pola perubahan di wilayah Pasifik Utara yang kami simulasikan dalam model studi ini cocok dengan apa yang terlihat dalam pengamatan satelit. Hasil pemodelan ataupun pengamatan suhu membuktikan kawasan tersebut memanas secara signifikan, khususnya di wilayah yang tertiup angin dari Asia Timur.

Penyebab utama pemanasan global tetaplah emisi gas rumah kaca. Mengurangi polusi udara adalah langkah yang perlu dan sudah seharusnya dilakukan.

Pembersihan ini bukan penyebab tambahan pemanasan, melainkan menghilangkan efek pendinginan buatan yang selama ini menutupi sebagian dampak dari perubahan iklim—seperti cuaca ekstrem dan konsekuensi lainnya.

Pemanasan global akan terus berlanjut selama beberapa dekade ke depan. Dan tentu saja, emisi gas rumah kaca yang kita hasilkan di masa lalu dan yang masih kita hasilkan saat ini akan terus memengaruhi iklim hingga berabad-abad ke depan.

Sebaliknya, polusi udara dapat menghilang dari atmosfer dengan cepat. Jadi, percepatan pemanasan global akibat hilangnya efek pendinginan dari polusi ini kemungkinan hanya akan berlangsung sementara.

Baca juga: Bank Dunia: Polusi Jakarta Turun 19 Persen jika Mau Investasi 55 Juta Dollar AS

*   Professor, National Centre for Atmospheric Science, University of Reading

** Senior Researcher in Climate and Atmospheric Sciences, Center for International Climate and Environment Research - Oslo

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Dukung Komitmen Iklim Nasional, TSE Group Resmikan Pembangkit Biogas Kurangi Emisi dan Konsumsi Solar
Swasta
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
eMaggot, Platform Jual Beli Online Maggot untuk Pengolahan Sampah
Pemerintah
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
4.700 Hektare Bekas Lahan Sawit di Tesso Nilo Kembali Ditanami
Pemerintah
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Perkuat Sabuk Hijau Hadapi Krisis Iklim, Pemprov DKI Jakarta Tanam 10.000 Mangrove di 4 Pesisir
Pemerintah
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Dalam 3 Bulan, 4700 Hektare Sawit di Tesso Nilo Telah Dimusnahkan
Pemerintah
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Terobosan Formula E, Olahraga Pertama dengan Sertifikasi Net Zero BSI
Swasta
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
Pakar Katakan, Intervensi Iklim di Laut Sia-sia jika Tata Kelolanya Masih Sama Buruknya
LSM/Figur
KLH Luncurkan Waste Crisis Center, Pusat Layanan Pengelolaan Sampah
KLH Luncurkan Waste Crisis Center, Pusat Layanan Pengelolaan Sampah
Pemerintah
ICDX: REC Bukan Cuma Sertifikat, Bisa Jadi Stimulus Capai Target EBT
ICDX: REC Bukan Cuma Sertifikat, Bisa Jadi Stimulus Capai Target EBT
Swasta
Terjadi di Seismic Gap, Gempa Rusia Alarm Bahaya buat Indonesia
Terjadi di Seismic Gap, Gempa Rusia Alarm Bahaya buat Indonesia
LSM/Figur
Ahli Ungkap 2 Hal Penting dalam Konservasi Harimau, Harus Jadi Indikator Kemajuan
Ahli Ungkap 2 Hal Penting dalam Konservasi Harimau, Harus Jadi Indikator Kemajuan
LSM/Figur
KKP Siapkan Peta Nasional Terumbu Karang dan Padang Lamun, Diluncurkan Akhir 2025
KKP Siapkan Peta Nasional Terumbu Karang dan Padang Lamun, Diluncurkan Akhir 2025
Pemerintah
KLH Pastikan Target Penurunan Emisi NDC Kedua Lebih Ambisius
KLH Pastikan Target Penurunan Emisi NDC Kedua Lebih Ambisius
Pemerintah
Perkuat Kolaborasi untuk Wujudkan SDGs, FEM IPB Kirim Mahasiswa KKN ke 2 Negara
Perkuat Kolaborasi untuk Wujudkan SDGs, FEM IPB Kirim Mahasiswa KKN ke 2 Negara
Pemerintah
Hasilkan 1 Juta Ton Limbah per Hari, Lampung Siap Olah Sampah Jadi Listrik
Hasilkan 1 Juta Ton Limbah per Hari, Lampung Siap Olah Sampah Jadi Listrik
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau