Kami mengambil potret dasar laut dengan pengaturan standar yang bisa secara otomatis mencocokkan keseimbangan warna, menyesuaikan kondisi pencahayaan di bawah air. Dengan cara ini, kami bisa menangkap warna secara akurat dalam kondisi perairan dangkal di seluruh lokasi terumbu karang, baik yang sehat, rusak, atau terpulihkan.
Lalu, kami melakukan survei daring ke lebih dari 3 ribu responden. Kami meminta mereka membandingkan beberapa foto terumbu karang dan memilih mana yang lebih indah. Penilaian tersebut kami pakai untuk menghitung skor estetika untuk setiap gambar.
Hasilnya, kami menemukan bahwa orang-orang dari latar belakang berbeda memiliki pendapat serupa dalam menilai mana terumbu karang yang indah.
Baik orang tua ataupun muda, warga dengan negara terumbu karang maupun tidak, berbagai tingkat pendidikan, paham soal laut atau tidak, semua cenderung berpendapat senada. Mereka menganggap terumbu karang yang padat, berwarna cerah, dan memiliki struktur yang kompleks sebagai terumbu karang yang indah.
Temuan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, kita semua menyepakati terumbu karang yang sehat memiliki keindahan yang berharga.
Kami menggunakan penilaian dari setiap foto untuk melatih algoritma mesin pembelajaran kecerdasan buatan (AI). Tujuannya untuk memprediksi preferensi visual manusia terhadap foto-foto habitat terumbu karang yang berbeda-beda.
Hasil prediksi AI ternyata konsisten menunjukkan hasil yang sama. Foto-foto terumbu karang yang sudah pulih dari kerusakan dinilai sama indahnya dengan terumbu karang alami yang sehat. Tentu saja keduanya jauh lebih menarik dari terumbu yang rusak.
Temuan ini penting dan membawa angin segar. Artinya, upaya restorasi terumbu karang bukan hanya berhasil memulihkan fungsi ekologis, tapi juga mengembalikan keindahan ekosistem yang amat bernilai ini.
Memantau pemulihan
Kami menemukan bahwa keindahan terumbu karang berkaitan erat dengan tiga hal, yakni: jumlah warna yang muncul, luas area yang ditumbuhi karang hidup, dan kerumitan bentuk karang yang tampak.
Sebaliknya, gambar yang didominasi hamparan karang mati berwarna abu-abu dengan sedikit kehidupan selalu mendapat skor paling rendah.
Temuan kami menunjukkan bahwa promosi keragaman warna dan bentuk terumbu karang bukan hanya akan membantu ekosistem laut, tetapi juga memperkuat nilai visual, budaya, dan pariwisata.
Ahli restorasi terumbu karang bisa melakukannya dengan memilih donor terumbu karang, ketika karang yang sehat bisa ditransplantasi ke area yang rusak. Tujuannya untuk mendukung pemulihan sekaligus menambah warna dan keberagaman jenis karang di area tersebut.
Temuan kami juga menunjukkan bahwa pemulihan terumbu karang bisa dipantau dengan teknik pemantauan sederhana berbasis foto, seperti yang kami lakukan dalam studi ini.
Terumbu karang memerlukan perawatan jangka panjang agar mereka bisa bertahan, berkembang, dan mempertahankan keindahan serta fungsi ekologis mereka. Agar upaya restorasi tidak berhenti begitu saja, kita perlu melengkapi upaya ini dengan pemantauan dan pemeliharaan terus-menerus.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya