Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Mengapa Terumbu Karang yang Cantik Mendorong Konservasi yang Lebih Kuat

Kompas.com, 28 Juli 2025, 20:00 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kami mengambil potret dasar laut dengan pengaturan standar yang bisa secara otomatis mencocokkan keseimbangan warna, menyesuaikan kondisi pencahayaan di bawah air. Dengan cara ini, kami bisa menangkap warna secara akurat dalam kondisi perairan dangkal di seluruh lokasi terumbu karang, baik yang sehat, rusak, atau terpulihkan.

Lalu, kami melakukan survei daring ke lebih dari 3 ribu responden. Kami meminta mereka membandingkan beberapa foto terumbu karang dan memilih mana yang lebih indah. Penilaian tersebut kami pakai untuk menghitung skor estetika untuk setiap gambar.

Hasilnya, kami menemukan bahwa orang-orang dari latar belakang berbeda memiliki pendapat serupa dalam menilai mana terumbu karang yang indah.

Baik orang tua ataupun muda, warga dengan negara terumbu karang maupun tidak, berbagai tingkat pendidikan, paham soal laut atau tidak, semua cenderung berpendapat senada. Mereka menganggap terumbu karang yang padat, berwarna cerah, dan memiliki struktur yang kompleks sebagai terumbu karang yang indah.

Temuan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, kita semua menyepakati terumbu karang yang sehat memiliki keindahan yang berharga.

Kami menggunakan penilaian dari setiap foto untuk melatih algoritma mesin pembelajaran kecerdasan buatan (AI). Tujuannya untuk memprediksi preferensi visual manusia terhadap foto-foto habitat terumbu karang yang berbeda-beda.

Hasil prediksi AI ternyata konsisten menunjukkan hasil yang sama. Foto-foto terumbu karang yang sudah pulih dari kerusakan dinilai sama indahnya dengan terumbu karang alami yang sehat. Tentu saja keduanya jauh lebih menarik dari terumbu yang rusak.

Temuan ini penting dan membawa angin segar. Artinya, upaya restorasi terumbu karang bukan hanya berhasil memulihkan fungsi ekologis, tapi juga mengembalikan keindahan ekosistem yang amat bernilai ini.

Memantau pemulihan

Kami menemukan bahwa keindahan terumbu karang berkaitan erat dengan tiga hal, yakni: jumlah warna yang muncul, luas area yang ditumbuhi karang hidup, dan kerumitan bentuk karang yang tampak.

Sebaliknya, gambar yang didominasi hamparan karang mati berwarna abu-abu dengan sedikit kehidupan selalu mendapat skor paling rendah.

Temuan kami menunjukkan bahwa promosi keragaman warna dan bentuk terumbu karang bukan hanya akan membantu ekosistem laut, tetapi juga memperkuat nilai visual, budaya, dan pariwisata.

Ahli restorasi terumbu karang bisa melakukannya dengan memilih donor terumbu karang, ketika karang yang sehat bisa ditransplantasi ke area yang rusak. Tujuannya untuk mendukung pemulihan sekaligus menambah warna dan keberagaman jenis karang di area tersebut.

Temuan kami juga menunjukkan bahwa pemulihan terumbu karang bisa dipantau dengan teknik pemantauan sederhana berbasis foto, seperti yang kami lakukan dalam studi ini.

Terumbu karang memerlukan perawatan jangka panjang agar mereka bisa bertahan, berkembang, dan mempertahankan keindahan serta fungsi ekologis mereka. Agar upaya restorasi tidak berhenti begitu saja, kita perlu melengkapi upaya ini dengan pemantauan dan pemeliharaan terus-menerus.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
IPB Latih Relawan dan Akademisi di Aceh Produksi Nasi Steril Siap Makan
Pemerintah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Sistem Transportasi dan Logistik Dinilai Perlu Berubah
LSM/Figur
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
SMBC Indonesia Tanam 1.971 Pohon melalui Program BerDaya untuk Bumi di Garut
Swasta
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Tempat Penyimpanan Karbon Dioksida Pertama di Dunia Bakal Beroperasi di Denmark
Swasta
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
Bencana Makin Parah, Kebijakan Energi Indonesia Dinilai Tak Menjawab Krisis Iklim
LSM/Figur
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
Banjir dan Longsor Tapanuli Tengah, WVI Jangkau 5.000 Warga Terdampak
LSM/Figur
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
Distribusi Cadangan Beras untuk Banjir Sumatera Belum Optimal, Baru 10.000 Ton Tersalurkan
LSM/Figur
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Menteri LH Ancam Pidanakan Perusahaan yang Terbukti Sebabkan Banjir Sumatera
Pemerintah
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
KLH Bakal Periksa 100 Unit Usaha Imbas Banjir Sumatera
Pemerintah
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
Tambang Energi Terbarukan Picu Deforestasi Global, Indonesia Terdampak
LSM/Figur
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
Food Estate di Papua Jangan Sampai Ganggu Ekosistem
LSM/Figur
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
Perjanjian Plastik Global Dinilai Mandek, Ilmuwan Minta Negara Lakukan Aksi Nyata
LSM/Figur
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Cegah Kematian Gajah akibat Virus, Kemenhut Datangkan Dokter dari India
Pemerintah
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
Indonesia Rawan Bencana, Penanaman Pohon Rakus Air Jadi Langkah Mitigasi
LSM/Figur
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Hujan Lebat Diprediksi Terjadi hingga 29 Desember 2025, Ini Penjelasan BMKG
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau