Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kuntoro Boga
Direktur Hilirisasi Hasil Perkebunan, Kementan

Praktisi, Peneliti dan Pengamat Pertanian

Menjaga Hutan, Menggerakkan Ekonomi

Kompas.com - 21/08/2025, 16:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebagai tindak lanjut, pemerintah mengidentifikasi 1,1 juta hektar hutan terdegradasi untuk ditanami pangan lokal secara legal.

Target awal pada 2025 saja sudah mencakup 111.000 hektar lahan sosial dan 30.000 hektar di hutan produksi Perhutani.

Data Kementerian LHK mencatat hingga 2024 luas pengelolaan perhutanan sosial mencapai 8,01 juta hektar, dan angka ini diproyeksikan terus meningkat sejalan dengan agenda pembangunan desa dan pangan nasional.

Lebih dari sekadar ketahanan pangan, perhutanan sosial sejalan dengan strategi pemerataan ekonomi nasional.

Selama lebih dari tiga dekade, kebijakan ini telah memberikan akses kelola hutan kepada masyarakat sekaligus mendorong lahirnya unit usaha perhutanan sosial (KUPS) berbasis hasil hutan kayu, nonkayu, hingga jasa lingkungan.

Artinya, hutan tidak lagi hanya berfungsi sebagai pelindung iklim dan air, tetapi juga sebagai sumber penghidupan.

Hasil hutan kini dapat dikomersialkan secara legal, pendapatan warga meningkat, dan kemitraan produktif ini terbukti mampu menekan deforestasi sekaligus memperkuat ketahanan pangan masyarakat.

Manfaat lain dari perhutanan sosial adalah terciptanya lapangan kerja hijau (green jobs) di desa. Kelompok tani hutan (KTH) mulai mengembangkan keterampilan baru, mulai dari teknologi pengolahan kopi, pemuliaan bibit kakao unggul, hingga konservasi lingkungan.

Produk yang dihasilkan didorong naik kelas melalui program sertifikasi, pendampingan, dan dukungan CSR perusahaan.

Di Situbondo, misalnya, komunitas kopi arboretum berhasil memetakan keragaman kopi lokal di tengah hutan dan mengembangkannya menjadi specialty coffee bernilai tinggi.

Sinergi antarkementerian pun diperkuat, di mana KLHK dan Kementan berbagi data tentang petani, komoditas, serta potensi lahan agar program perhutanan sosial selaras dengan kebutuhan ekspor sekaligus menjaga kelestarian hutan.

Ke depan, masa depan perhutanan sosial akan sangat ditentukan oleh kesinambungan antara kelestarian hutan dan kesejahteraan desa.

Komoditas hutan seperti kopi, pala, atau kelapa harus menjadi kawan hutan, bukan perusak ekosistem.

Pengalaman di berbagai daerah menunjukkan manfaat nyata, di mana program ini mampu menurunkan jumlah desa sangat tertinggal, menambah desa mandiri, sekaligus menjaga tutupan hutan tetap stabil.

Dengan pengelolaan yang cermat, perhutanan sosial dapat benar-benar menjadi masa depan hutan yang lestari sekaligus rakyat yang sejahtera.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Program ASRIDiapresiasi karena Tingkatkan Kesadaran soal Krisis Iklim
Program ASRIDiapresiasi karena Tingkatkan Kesadaran soal Krisis Iklim
Pemerintah
Penuhi Permintaan Susu yang Meningkat, Perusahaan Ini Jalankan Bisnis secara Inklusif
Penuhi Permintaan Susu yang Meningkat, Perusahaan Ini Jalankan Bisnis secara Inklusif
LSM/Figur
Studi: Kotoran Penguin di Antartika Bisa Bantu Dinginkan Planet
Studi: Kotoran Penguin di Antartika Bisa Bantu Dinginkan Planet
Pemerintah
Bahan Organik dan Kimia Cemari Situ Ria Rio hingga Picu Buih di Kali Sunter
Bahan Organik dan Kimia Cemari Situ Ria Rio hingga Picu Buih di Kali Sunter
Pemerintah
Tahun Ini, Menteri LH Wajibkan Produsen Kelola Sampah Plastik Sendiri
Tahun Ini, Menteri LH Wajibkan Produsen Kelola Sampah Plastik Sendiri
Pemerintah
Program Inkubasi UMKM Garudafood Berdayakan Ibu Rumah Tangga Jadi Penggerak Ekonomi
Program Inkubasi UMKM Garudafood Berdayakan Ibu Rumah Tangga Jadi Penggerak Ekonomi
Swasta
Ancaman Perubahan Iklim, Hutan Paling Beragam di Dunia Tak Mampu Adaptasi
Ancaman Perubahan Iklim, Hutan Paling Beragam di Dunia Tak Mampu Adaptasi
Pemerintah
Duduk Perkara Wartawan dan Humas KLH Dikroyok Saat Segel Perusahaan di Banten
Duduk Perkara Wartawan dan Humas KLH Dikroyok Saat Segel Perusahaan di Banten
Pemerintah
Asal Ular Tentukan Efektivitas Pembasmian Tikus secara Alami di Indramayu
Asal Ular Tentukan Efektivitas Pembasmian Tikus secara Alami di Indramayu
Pemerintah
Akses Kesehatan Berkelanjutan, Kunci Atasi Penyakit Pernapasan Kronis
Akses Kesehatan Berkelanjutan, Kunci Atasi Penyakit Pernapasan Kronis
Swasta
KLH/BPLH Genjot Target Indonesia Bersih 2029 lewat Pengelolaan Sampah 100 Persen
KLH/BPLH Genjot Target Indonesia Bersih 2029 lewat Pengelolaan Sampah 100 Persen
Pemerintah
Menjaga Hutan, Menggerakkan Ekonomi
Menjaga Hutan, Menggerakkan Ekonomi
Pemerintah
Perundingan Perjanjian Global Gagal, RI Tetap Berkomitmen Hentikan Polusi Plastik
Perundingan Perjanjian Global Gagal, RI Tetap Berkomitmen Hentikan Polusi Plastik
Pemerintah
Kompas Gramedia Gelar Roadshow Edukasi Keberlanjutan ke SMA di Jakarta
Kompas Gramedia Gelar Roadshow Edukasi Keberlanjutan ke SMA di Jakarta
Swasta
Asia ESG Summit 2025 Segera Digelar, Bahas Kolaborasi Menuju Masa Depan Berkelanjutan
Asia ESG Summit 2025 Segera Digelar, Bahas Kolaborasi Menuju Masa Depan Berkelanjutan
BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau