Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Emisi Sebelum 2050 Cegah Kenaikan Permukaan Laut 0,6 Meter

Kompas.com, 26 Oktober 2025, 18:22 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kenaikan permukaan laut merupakan salah satu konsekuensi dari perubahan iklim.

Itu mengapa, masa depan garis pantai global selama berabad-abad mendatang pun bergantung sepenuhnya pada seberapa cepat dan banyak emisi gas rumah kaca yang kita kurangi dalam beberapa dekade ke depan.

Namun kini, penelitian terbaru menemukan bahwa jika kita melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca secara agresif dalam waktu dekat, kita berpotensi mencegah kenaikan permukaan laut setinggi 0,6 meter.

Kenaikan permukaan laut 0,6 meter ini merupakan proyeksi jika dunia terus melepaskan emisi antara tahun 2020 hingga 2090 tanpa mitigasi tambahan yang cepat.

Melansir Phys, Jumat (24/10/2025), dalam studi ini, peneliti mengukur seberapa besar kenaikan permukaan laut yang terjadi pada tahun 2030 atau tidak dapat dihindari akibat total emisi gas rumah kaca yang dilepaskan selama abad ke-21.

Baca juga: Marine Safari Bali, Gerbang Edukasi dan Konservasi Laut Nusantara

Dengan mengisolasi efek emisi jangka pendek dan menengah, studi ini memberikan hubungan langsung antara pilihan kebijakan saat ini dengan kenaikan permukaan laut ratusan tahun dari sekarang.

"Umumnya penelitian hanya memproyeksikan hingga 2100 namun penting juga untuk melihat dampak pada skala waktu di luar 2100. Hal ini karena lautan dan lapisan es terus bereaksi terhadap pemanasan global dan terus mencair selam berabad-abad setelah emisi dilepaskan," ungkap penulis utama Alexander Nauels, peneliti senior di Grup Penelitian Dampak Iklim Terpadu dari Program Energi, Iklim, dan Lingkungan IIASA.

"Studi kami menunjukkan dengan jelas bahwa keputusan mitigasi dalam beberapa dekade mendatang akan memiliki konsekuensi multi-abad bagi garis pantai di seluruh dunia," katanya lagi.

Para peneliti menemukan bahwa dengan kebijakan saat ini, emisi dari tahun 2020 hingga 2050 akan mengakibatkan kenaikan permukaan laut dunia sekitar 0,3 meter pada tahun 2300.

Jika emisi terus berlanjut pada jalur kebijakan saat ini hingga tahun 2090, kenaikan permukaan laut global sebesar 0,8 meter pada tahun 2300 tidak bisa dihindari.

Dari total 0,8 meter yang tidak bisa dihindari, sekitar 0,6 meter masih dapat dicegah jika dunia segera memulai pengurangan emisi yang selaras dengan tujuan Perjanjian Paris saat ini.

Baca juga: Nelayan Sumba Didorong Kelola Laut Berbasis Data dan Kearifan Lokal

Matthew Palmer dari UK Met Office, salah satu rekan penulis studi menekankan bahwa emisi gas rumah kaca yang dilepaskan saat ini akan terasa selama berabad-abad, bukan hanya beberapa dekade.

Karena sifat jangka panjang dari dampaknya, Palmer menyimpulkan bahwa upaya perencanaan adaptasi untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur dari dampak perubahan iklim, seperti pembangunan tembok laut harus dilakukan dengan pandangan jauh ke depan.

"Kami juga mengilustrasikan bahwa beberapa wilayah, seperti pulau-pulau Pasifik yang rentan, akan mengalami kenaikan permukaan laut yang bahkan lebih tinggi daripada rata-rata global. Perubahan regional dan lokal ini harus dipahami dan dipecahkan dengan detail yang jauh lebih besar untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada para pembuat keputusan," papar Palmer lagi.

Peneliti pun menyimpulkan bahwa studi ini merupakan sebuah peringatan sekaligus seruan akan tindakan iklim yang cepat dan tegas sehingga secara signifikan bisa mengurangi besarnya warisan bencana yang ditanggung oleh generasi di masa depan.

Studi ini dipublikasikan di Nature Climate Change.

Baca juga: UNEP Kucurkan 100 Juta Dolar AS untuk Aksi Iklim, Indonesia Termasuk Penerima

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Swasta
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
LSM/Figur
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
LSM/Figur
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
LSM/Figur
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Pemerintah
KLH Segel Kebun Sawit di Tapanuli Tengah Imbas Banjir Sumatera Utara
KLH Segel Kebun Sawit di Tapanuli Tengah Imbas Banjir Sumatera Utara
Pemerintah
Air di Jakarta Tercemar Bakteri Koli Tinja, Ini Penyebabnya
Air di Jakarta Tercemar Bakteri Koli Tinja, Ini Penyebabnya
Pemerintah
Pemerintah dan KI Bentuk Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan di Banyuwangi
Pemerintah dan KI Bentuk Tim Pelaksana Budi Daya Udang Berkelanjutan di Banyuwangi
Pemerintah
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Bencana Sumatera, BRIN Soroti Mitigasi Lemah Saat Siklon Senyar Terjadi
Pemerintah
Nestapa Gajah Sumatera
Nestapa Gajah Sumatera
Pemerintah
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Kerusakan Lingkungan Capai Rp 83 Triliun per Jam, PBB Desak Transformasi Sistem Pangan dan Energi
Pemerintah
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Menyelamatkan Spesies Endemik, Strategi Konservasi Taman Safari Indonesia di Era Perubahan Iklim
Swasta
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
Impor Limbah Plastik Picu Kenaikan Sampah Pesisir, Simak Penelitiannya
LSM/Figur
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Anak-anak Korban Bencana di Sumatera Dapat Trauma Healing
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau