Kemudian, Pulau Jawa menghadapi peningkatan suhu, penurunan ketersediaan air bersih, dan berbagai risiko terkait iklim.
Sedangkan Pulau Bali dan Nusa Tenggara menghadapi kekeringan dan degradasi terumbu karang. Sementara itu, Pulau Sulawesi dan Maluku menghadapi dampak pada produktivitas perikanan dan kerentanan ekosistem pesisir.
Untuk Papua, kata dia, wilayah tersebut menghadapi peningkatan hujan ekstrem dan longsor di wilayah pegunungan, serta penyakit tropis di kawasan daratan rendah.
Baca juga: Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
"Karena Indonesia terlalu kompleks, diversity-nya sangat tinggi. Maka, NAP ini menegaskan adaptasi tidak bisa dilakukan dengan satu resep nasional, tapi yang dibutuhkan adalah strategi berbasis wilayah agar intervensi ini benar-benar menjawab risiko ilmiah," ucapnya.
Ia berharap strategi adaptasi berbasis wilayah dalam terintegrasi dalam perencanaan daerah, sehingga setiap uang yang diinvestasikan untuk ketahanan iklim menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat di lapangan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya