Para penasihat ilmiah independen Uni Eropa menilai target itu berbasis sains, mengingatkan bahwa pembelian kredit karbon asing akan mengalihkan investasi dari industri hijau Eropa.
Beberapa negara seperti Prancis dan Portugal meminta kelonggaran hingga 5 persen, sementara Polandia dan Italia bahkan menginginkan 10 persen. Sebaliknya, Spanyol dan Belanda menolak pelonggaran lebih jauh.
“Kami tidak ingin menghancurkan ekonomi. Kami juga tidak ingin menghancurkan iklim. Kami ingin menyelamatkan keduanya secara bersamaan,” kata Krzysztof Bolesta, Wakil Menteri Iklim Polandia seperti dikutip Reuters, Kamis.
Polandia, Italia, dan Republik Ceko menilai target 90 persen terlalu berat bagi industri yang masih berjuang dengan biaya energi tinggi dan banjir impor murah dari Tiongkok.
Sementara negara seperti Belanda, Spanyol, dan Swedia justru mendukung target ambisius karena melihat meningkatnya cuaca ekstrem dan kebutuhan untuk mengejar ketertinggalan dalam teknologi hijau.
Baca juga: Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya