Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033

Kompas.com, 11 Desember 2025, 19:35 WIB
Monika Novena,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasar software (perangkat lunak) akuntansi karbon diproyeksikan akan tumbuh pesat pada tahun 2033, dengan CAGR (compound annual growth rateatau tingkat pertumbuhan tahunan gabungan diproyeksikan sebesar 22,5 persen menurut laporan dari UnivDatos.

"Pasar software akuntansi karbon terus berkembang seiring dengan tekanan global yang semakin besar terhadap organisasi untuk mengukur dan mengurangi emisi karbon mereka sebagai respons terhadap peraturan lingkungan yang lebih ketat, pengungkapan ESG (Environmental, Social, and Governance), dan larangan net-zero," bunyi laporan dari UnivDatos, dilansir Kamis (11/12/2025).

Baca juga: 

Pasar software akuntansi karbon melonjak karena kebutuhan

Aturan yang ketat dan teknologi berperan penting

Menurut laporan tersebut, peraturan yang lebih ketat, seperti Arahan Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan (CSRD) Uni Eropa, pengungkapan iklim yang diusulkan SEC AS, dan standar pelaporan gas rumah kaca (GHG) global, mendorong perusahaan untuk mengadopsi solusi digital yang menyederhanakan perhitungan emisi yang kompleks.

Seiring dengan diberlakukannya peraturan iklim, perusahaan berpotensi mengalami denda, tuntutan hukum, dan kerusakan reputasi akibat ketidakpatuhan.

Hal itulah yang kemudian mempercepat permintaan akan software manajemen karbon supaya perusahaan bisa memastikan pelaporan yang akurat dan siap audit, dilansir dari KnowESG.

Laporan UnivDatos memproyeksikan pasar software akuntansi karbon tumbuh dengan CAGR 22,5 persen hingga 2033. Ini penyebabnya.Akamai Laporan UnivDatos memproyeksikan pasar software akuntansi karbon tumbuh dengan CAGR 22,5 persen hingga 2033. Ini penyebabnya.

Selain itu, kemajuan teknologi digital, termasuk AI (Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan), otomatisasi, dan analitik data, memudahkan perusahaan untuk memantau emisi di seluruh rantai pasokan global, sehingga semakin meningkatkan daya tarik pasar.

Laporan tersebut menyoroti bagaimana software akuntansi karbon berbasis cloud terus memegang pangsa pasar terbesar.

Perusahaan lebih memilih penerapan cloud karena dinilai mengurangi biaya implementasi awal, menawarkan skalabilitas yang lebih baik, dan terintegrasi dengan mudah dengan berbagai sumber data di seluruh operasi global.

Seiring perusahaan memperluas upaya pelaporan keberlanjutan, konektivitas cloud yang lancar telah menjadi faktor penting.

Baca juga:

Amerika Utara punya pangsa pasar tertinggi

Lebih lanjut, Amerika Utara saat ini memiliki pangsa pasar tertinggi karena didukung oleh lingkungan peraturan yang matang dan adopsi ESG yang luas.

Perusahaan di Amerika Serikat dan Kanada menghadapi tekanan yang meningkat dari regulator, investor, dan pelanggan untuk memantau dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kehadiran penyedia teknologi keberlanjutan terkemuka, seperti Microsoft, BraveGen, Carbon Analytics, SAP SE, dan Net0, semakin memperkuat posisi wilayah ini sebagai pusat inovasi teknologi akuntansi karbon.

Kombinasi infrastruktur teknologi yang kuat, kebijakan iklim yang aktif, dan komitmen netzero perusahaan akhirnya menjadikan Amerika Utara sebagai penggerak utama momentum pasar global software akuntansi karbon.

Baca juga:

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
Banjir Sumatera dan Ancaman Sunyi bagi Perempuan, Belajar dari Pengalaman dalam Bencana Likuefaksi di Sulawesi
LSM/Figur
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Warga Bantu Warga, JNE Percepat Distribusi 500 Ton Bantuan ke Sumatera
Swasta
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
Pasar Software Akuntansi Karbon Diprediksi Meroket sampai 2033
LSM/Figur
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Kemenhut Segel Lagi 3 Entitas di Tapanuli Selatan, Diduga Picu Banjir Sumatera
Pemerintah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
Suhu Laut Naik akibat Perubahan Iklim Bikin Siklon di Asia Makin Parah
LSM/Figur
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
Bahan Kimia Sintetis Dalam Pangan Ciptakan Beban Kesehatan 2,2 Triliun Dollar AS Per Tahun
LSM/Figur
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Pendanaan Hijau Diproyeksikan Naik Tahun 2026, Asal..
Swasta
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Longsor di Hulu DAS Padang dan Agam, Kemenhut Lakukan Kajian Mendalam
Pemerintah
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
BEI Sebut Investasi Berbasis ESG Naik 194 Kali Lipat dalam 1 Dekade Terakhir
Pemerintah
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Perkuat Digital Nasional, TIS Kembangkan Kabel Laut TGCS-2 Jakarta–Manado
Swasta
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
EIB Global dan Uni Eropa Bersihkan Sampah Laut di Kepulauan Seribu
LSM/Figur
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
Panas Ekstrem Bikin 8.000 Spesies Terancam Punah, Amfibi dan Reptil Paling Rentan
LSM/Figur
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
Masyarakat Sipil Desak Prabowo Tetapkan Status Bencana Nasional di Sumatera
LSM/Figur
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
DAS Kuranji di Sumatera Barat Melebar hingga 150 Meter Usai Banjir, Ini Penjelasan Kemenhut
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Bibit Siklon Tropis 91S Muncul di Samudera Hindia, Apa Dampaknya untuk Sumatera?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau