Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Desaku Maju–GERCEP Dorong Pembangunan Desa lewat Inovasi dan Design Thinking

Kompas.com, 19 Desember 2025, 14:22 WIB
Y A Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Program Desaku Maju–GERCEP yang dijalankan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menjadi salah satu upaya membangun desa dengan memperkuat kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi, kewirausahaan, dan pendekatan design thinking.

Program tersebut dirancang untuk mencetak agent of change (agen perubahan) di desa melalui pendekatan design thinking yang terintegrasi dengan keterampilan teknis dan kewirausahaan.

Adapun program Gercep dijalankan secara masif di berbagai wilayah Lampung dengan tujuan mendorong lahirnya inovasi berbasis kebutuhan riil masyarakat desa.

Melalui pendekatan tersebut, peserta pelatihan tidak hanya dibekali keahlian teknis, tetapi juga kemampuan mengidentifikasi persoalan lokal serta merancang solusi yang aplikatif dan berkelanjutan.

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal (Mirza) meninjau langsung pelaksanaan Program Desaku Maju–GERCEP di Desa Marang, Kabupaten Pesisir Barat, pada Rabu (17/12/2025).

Ia meninjau untuk melihat perkembangan pelatihan sekaligus menyerap aspirasi, gagasan, dan inovasi yang lahir dari masyarakat desa sebagai bagian dari penguatan ekonomi pedesaan.

Baca juga: Investor Relations Jadi Profesi Masa Depan, Indonesia Perlu Siapkan SDM Kompeten

“Saya melihat langsung semangat anak-anak muda di Desa Marang untuk berinovasi. Kita tidak bisa menunggu solusi datang dari luar desa, karena desa harus dibangun dengan semangat kemandirian, kedaulatan, dan kebangkitan melalui inovasi,” ujar Mirza dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (19/12/2025).

Karena itu, lanjut Mirza, Pemprov Lampung melatih pemuda-pemuda desa, tidak hanya di Marang tetapi di seluruh Lampung, agar mampu melahirkan inovasi sesuai karakter desanya.

“Hari ini sudah lahir ratusan inovasi baru, mulai dari alat pemecah kelapa hingga pupuk organik, yang langsung menjawab kebutuhan riil masyarakat dan menjadi lompatan kemajuan bagi desa,” kata Mirza.

Kelas design thingking

Di Desa Marang, pelatihan vokasi yang dilaksanakan mencakup Instalasi Listrik Dasar Peralatan Pertanian. Materi tersebut dipadukan dengan kelas Design Thinking dan Kewirausahaan pada dua hari pertama pelatihan.

Pendekatan tersebut mendorong peserta untuk tidak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada proses memahami masalah, merancang ide, hingga menghasilkan solusi yang sesuai dengan potensi lokal.

Hasilnya, dari satu kelas pelatihan saja, peserta berhasil menghasilkan empat prototipe inovasi yang seluruhnya berangkat dari persoalan nyata yang dihadapi masyarakat setempat.

Baca juga: Polisi Hutan Mau Ditambah, Anggota DPR: Sulit Bila Hanya Andalkan SDM

Di Desa Marang, pelatihan vokasi yang dilaksanakan mencakup Instalasi Listrik Dasar Peralatan Pertanian. Materi tersebut dipadukan dengan kelas Design Thinking dan Kewirausahaan pada dua hari pertama pelatihan. Dok. Istimewa Di Desa Marang, pelatihan vokasi yang dilaksanakan mencakup Instalasi Listrik Dasar Peralatan Pertanian. Materi tersebut dipadukan dengan kelas Design Thinking dan Kewirausahaan pada dua hari pertama pelatihan.

Keempat prototipe tersebut mencerminkan upaya konkret peserta dalam menerjemahkan pembelajaran menjadi solusi yang aplikatif.

Prototipe pertama adalah Centre Ikan “Way Mamata”, berupa gagasan pembangunan dermaga, tempat pelelangan ikan (TPI), serta marketplace digital. Inovasi ini dirancang untuk membantu nelayan menyandarkan kapal dan memasarkan hasil tangkapan secara lebih efisien serta bernilai tambah.

Kehadiran Centre Ikan “Way Mamata” diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan, memberdayakan pemuda bahari, dan memperluas akses pasar ikan berbasis digital.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Studi Sebut PLTB Lepas Pantai Tingkatkan Fungsi Ekologis Perairan Pesisir
Studi Sebut PLTB Lepas Pantai Tingkatkan Fungsi Ekologis Perairan Pesisir
Pemerintah
Peringatan Met Office: 2026 Diprediksi Jadi Tahun Terpanas
Peringatan Met Office: 2026 Diprediksi Jadi Tahun Terpanas
Pemerintah
3 Skenario ATR/BPN Selesaikan Lahan Masyarakat Diklaim Kawasan Hutan
3 Skenario ATR/BPN Selesaikan Lahan Masyarakat Diklaim Kawasan Hutan
Pemerintah
Jakarta Punya Pusat Daur Ulang Sampah, Kapasitasnya hingga 10 Ton
Jakarta Punya Pusat Daur Ulang Sampah, Kapasitasnya hingga 10 Ton
Pemerintah
Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Reproduksi di Asia
Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Reproduksi di Asia
Pemerintah
IESR: Penghentian Insentif Kendaraan Listrik Bisa Hilangkan Manfaat Ekonomi hingga Rp 544 Triliun
IESR: Penghentian Insentif Kendaraan Listrik Bisa Hilangkan Manfaat Ekonomi hingga Rp 544 Triliun
LSM/Figur
BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia Seminggu ke Depan
BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Angin Kencang di Indonesia Seminggu ke Depan
Pemerintah
Hidrogen Berperan dalam Pemanasan Global Menurut Penelitian Terbaru
Hidrogen Berperan dalam Pemanasan Global Menurut Penelitian Terbaru
LSM/Figur
ESG Disebut Jadi Prioritas di Pasar Modal Indonesia, Bukan Sekadar Laporan Perusahaan
ESG Disebut Jadi Prioritas di Pasar Modal Indonesia, Bukan Sekadar Laporan Perusahaan
BUMN
Anomali Iklim di Indonesia Bikin Badai Tropis Makin Sering, Ini Penjelasan BRIN
Anomali Iklim di Indonesia Bikin Badai Tropis Makin Sering, Ini Penjelasan BRIN
Pemerintah
SDP Dorong Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasis ESG
SDP Dorong Pengembangan Kawasan Perkotaan Berbasis ESG
BrandzView
Program Desaku Maju–GERCEP Dorong Pembangunan Desa lewat Inovasi dan Design Thinking
Program Desaku Maju–GERCEP Dorong Pembangunan Desa lewat Inovasi dan Design Thinking
Pemerintah
Banjir di Sumatera Disebut Mirip Konflik Agraria, Akar Masalah Diabaikan
Banjir di Sumatera Disebut Mirip Konflik Agraria, Akar Masalah Diabaikan
Pemerintah
Lakukan Pengijauan, Nestlé Tanam 1.000 Pohon di Jawa Tengah
Lakukan Pengijauan, Nestlé Tanam 1.000 Pohon di Jawa Tengah
Swasta
Deforestasi Dinilai Perparah Banjir di Aceh, Risiko Sudah Dipetakan Sejak Lama
Deforestasi Dinilai Perparah Banjir di Aceh, Risiko Sudah Dipetakan Sejak Lama
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau