Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/05/2023, 23:09 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Berkat tata kelola yang dinilai baik, kebun dan pabrik kelapa sawit Sosa, PTPN 4 memperoleh sertifikat Indonesian Sustainability Palm Oil (ISPO) dari Control Union.

Sertifikat ini merupakan buah dari komitmen dan kerja keras perusahaan dalam mengedepankan operasional yang memenuhi kriteria 3P yaitu Profit, People dan Planet.

Penyerahan sertifikat dilakukan secara simbolis oleh Direktur Control Union Jurriaan Boer kepada Manajer Kebun Sosa Sutres yang didampingi Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Sustainability PTPN 4 Mirvan Ariza Siregar di Bogor pada 6 Mei 2023.

“Terima kasih, ini momen gembira sekaligus membanggakan. Kami sangat bersyukur karena pertama kalinya kebun dan pabrik Sosa meraih sertifikat ISPO,” kata Sutres dalam keterangan tertulisnya.

Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan Riza Fahlevi Naim menjelaskan, sampai Rabu (10/5/2023), sudah 27 kebun dan 15 pabrik kelapa sawit PTPN 4 yang mengantongi sertifikat ISPO. Beberapa unit kebun dan pabrik lainnya sedang dalam proses.

Baca juga: Jelang Terbentuknya Nusantara PalmCo, PTPN Genjot Ekonomi Masyarakat

Selain menciptakan tata kelola industri kelapa sawit yang berkonsep bisnis berkelanjutan, pemenuhan syarat ISPO juga bentuk komitmen PTPN 4 untuk memenuhi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 38 Tahun 2020.

“Bagi PTPN 4 sendiri, ini juga bagian dari upaya korporasi memperkuat keyakinan pasar domestik maupun global sehingga kelak berbuah positif terhadap pendapatan perusahaan,” ujar Riza.

Sebelumnya, Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 mengumumkan rencana penggabungan 13 perusahaan di bawah Holding Perkebunan Nusantara menjadi dua Sub Holding yang akan dilaksanakan di bulan ini.

PTPN 5, 6 dan 13 akan bergabung ke PTPN 4, nantinya dikenal sebagai Sub Holding PalmCo. PTPN 2, 7 sampai 13 bergabung ke PTPN 1 dan disebut Sub Holding SupportingCo.

Rencana penggabungan sejalan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Hal ini juga sesuai arahan Presiden Joko Widodo tentang hilirisasi dan industrialisasi Crude Palm Oil (CPO) serta untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng (migor) dalam negeri.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN 3 Muhammad Abdul Ghani usai mengumumkan secara resmi pembentukan PalmCo dan SupportingCo menjelaskan, PalmCo menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perkebunan, kapasitas produksi komoditas olahan sawit, hasil panen Tandan Buah Segar (TBS), kapasitas produksi CPO, minyak nabati, dan minyak goreng.

Selain itu, PalmCo akan membangun industri hilir biodiesel dengan kapasitas 450.000 ton RBDPO pertahun pada 2025 sebagai bentuk peran serta dalam program B30 dan B40.

"Pembangunan pabrik Bio CNG di enam unit PKS yang berada di dalam PalmCo sampai 2024 melalui kemitraan dan melakukan peremajaan sawit rakyat seluas 60.000 hektar sampai 2026 nanti," kata Ghani.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com