KOMPAS.com – Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah pertemuan Pejabat Senior ASEAN untuk Lingkungan atau ASEAN Senior Officials on the Environment (ASOEN) ke-34 pada tahun ini.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan, hal tersebut merupakan momentum bagi Indonesia.
“Pertemuan ASOEN ke-34 dan pertemuan terkait merupakan agenda penting untuk memperkuat komitmen kita untuk planet yang lebih baik,” kata Siti dalam pembukaan ASOEN ke-34 di Bogor, Selasa, (1/8/2023).
Baca juga: Apa Saja Tanda-tanda Terjadinya Perubahan Iklim?
Siti mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk melakukan upaya terbaik dalam mengatasi perubahan iklim dengan tindakan yang kuat dan efektif.
Dia juga mendorong ASEAN untuk meningkatkan kontribusi nasional yang ditetapkan atau nationally determined contribution (NDC) dalam Perjanjian Paris 2015 dan memobilisasi pembiayaan.
Selain itu, menangani perubahan iklim secara tepat waktu dan secara signifikan meningkatkan dukungan untuk negara-negara berkembang.
Siti mengungkapkan, Indonesia memandang pengelolaan sumber daya air yang baik sangat penting untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Baca juga: Dekarbonisasi dan Perubahan Iklim
Dia menambahkan, Indonesia terus mempercepat pengurangan pencemaran air dan pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) yang baik.
Pengelolaan DAS merupakan bagian integral dari pengelolaan sumber daya air terpadu, termasuk program dalam menyediakan akses terhadap air minum yang aman dan sanitasi untuk semua.
“Melalui kesempatan ini, saya mengundang semua negara dalam forum ini untuk hadir dan berpartisipasi aktif dalam Forum Air Dunia ke-10, yang akan diselenggarakan di Bali, dari 18 hingga 24 Mei 2024,” kata Siti dalam keterangan tertulis.
Pertemuan ASOEN diharapkan dapat mengambil berbagai langkah, termasuk memperkuat koordinasi untuk promosi dan implementasi prinsip-prinsip dan area prioritas yang relevan dari ASEAN Outlook dan mengembangkan sinergi lintas pilar dan lintas sektoral di ASEAN.
Baca juga: Usir Rasa Cemas Akan Perubahan Iklim dengan Langkah-langkah Kecil
“Kita memikul tanggung jawab yang sangat besar untuk mengembangkan pedoman guna memastikan bahwa tindakan ASEAN akan berlanjut secara berkelanjutan,” papar Siti.
Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) Ary Sudijanto melaporkan, pertemuan ASOEN ke-34 dilaksanakan selama lima hari mulai 31 Juli hingga 4 Agustus 2023 dengan sembilan rangkaian pertemuan.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas isu-isu bidang lingkungan, memperkuat kerja sama, dan mempromosikan perlindungan lingkungan hidup dan pembangunan keberlanjutan dalam implementasi kebijakan dan jalannya program regional.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Semakin Meningkat di Asia, Ketahanan Pangan Terganggu
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya