KOMPAS.com – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah meyakini kemiskinan ekstrem di Indonesia akan hilang alias 0 persen pada 2024.
Said menuturkan, pada 2022 persentase kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah 2,04 persen, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (16/8/2023).
“Artinya kalau bisa 1,6 persen atau 1,5 persen (pada 2023), maka saya yakin tahun 2024, kemiskinan ekstrem bisa 0 persen,” ujar Said seusai Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta.
Baca juga: Sekoper Cinta Kurangi Kemiskinan 300.000 Orang di Jawa Barat
Said menyampaikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode masa pemerintahannya berhasil meletakkan pondasi yang kuat terkait upaya penurunan kemiskinan dan prevalensi stunting di Tanah Air.
“Periode Bapak Presiden (menurunkan) prevalensi stunting jadi 14 persen. Kalau tahun 2014 sebesar 37 persen, turun sampai 14 persen, itu penurunan yang dahsyat sekali,” kata Said.
Tahun lalu, Presiden Jokowi mengeluarkan landasan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem.
Baca juga: Masih Adanya Kemiskinan Ekstrem Tunjukkan Masalah Penyaluran Bansos
Dalam Inpres tersebut, pemerintah menargetkan kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen pada 2024 mendatang.
Inpres Nomor 4 Tahun 2022 mengamanatkan kepada 22 kementerian, enam lembaga, dan seluruh pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah intervensi yang diperlukan.
Langkah tersebut sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.
Baca juga: Wujudkan Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan Melalui SDGs
Sebelumnya, Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada 2024, dengan stabilitas ekonomi makro yang terus terjaga.
“Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen. Stabilitas ekonomi makro akan terus dijaga,” kata Jokowi.
“Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus kita wujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek,” imbuhnya.
Baca juga: Laznas BMH: Zakat, Infak dan Sedekah Berperan Strategis Turunkan Stunting dan Kemiskinan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya