Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sebanyak 21 hidrogen hijau atau green hydrogen plant milik PT PLN diresmikan bersama oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan PLN pada Senin (20/11/2023).

Ke-21 pembangkit hidrogen hijau ini tersebar di lokasi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) atau pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) milik PT PLN.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan, peresmian 21 tersebut hanya berselang beberapa pekan setelah peresmian pembangkit hidrogen hijau pertama milik PT PLN.

Baca juga: Supaya Tidak Rugi, Indonesia Perlu Tentukan Posisi dalam Pasar Hidrogen

“Bulan lalu, tepatnya tanggal 9 Oktober 2023, PLN telah meresmikan green hydrogen plant pertama di Muara Karang,” kata Yudo, sebagaimana dilansir dari siaran pers Kementerian ESDM.

“Bersumber dari empat unit (pembangkit listrik tenaga surya) PLTS atap sebesar 413 kWp (kilowatt peak) dan Renewable Energy Certificate (REC) 2.077 MWh (megawatt jam) per tahun,” sambungnya.

Seluruh hidrogen yang dihasilkan dari pembangkti ini memanfaatkan energi listrik dari PLTS dengan total kapasitas 4.644 kWp atau setara dengan 6.780 MWh per tahun.

“Sungguh pencapaian yang sangat luar biasa. Semoga ini dapat mempercepat perwujudan ekosistem hidrogen di Indonesia,” tutur Yudo.

Baca juga: Tumbuhkan Ekosistem Hidrogen, Indonesia Perlu Banyak Kolaborasi

Dia menjelaskan, saat ini pemerintah telah menyusun dokumen Strategi Hidrogen Nasional. Dalam waktu dekat, dokumen tersebut akan ke publik dan dapat digunakan sebagai acuan, strategi, arah, serta tujuan pengembangan hidrogen di Indonesia.

Yudo berharap, pembangkit hidrogen hijau yang baru diresmikan tersebut dapat menjadi contoh untuk diterapkan di daerah lain.

Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo berujar, peluncuran 21 pembangkit hidrogen ini merupakan kelanjutan dari peresmian sebelumnya di PLTGU Muara Karang.

"Bulan lalu kita baru punya satu unit, sekarang punya 21 unit. Kalau dulu kapasitas produksi (hidrogen) hanya 51 ton per tahun, sekarang menjadi 199 ton per tahun,” tutur Darmawan.

Baca juga: BRIN Bidik Indonesia Jadi Pemasok Hidrogen Hijau di Pasar Global

Dengan adanya 21 pembangkit hidrogen hijau ini, PT PLN akan mampu menyuplai 424 mobil fuel cell dan dapat mengurangi emisi setara 3.720 ton karbon dioksida per tahun.

Peresmian 21 green hydrogen plant merupakan awal dari upaya PLN untuk untuk memberikan sumber energi bersih serta membangun ekosistem yang jauh lebih besar, lebih kokoh, semakin solid.

“PLN punya ribuan aset PLN di seluruh Indonesia. Ke depan, kita persiapkan sebagai lokasi-lokasi fasilitas green hydrogen plant sehingga bukan hanya produksi 199 ton per tahun tahun, bukan hanya menggerakkan 424 mobil fuel cell, bukan hanya mengurangi 3.700 ton emisi per tahun. Tetapi jauh lebih besar lagi,” tutur Darmawan.

Dilansir dari situs web Kementerian ESDM, berikut 21 lokasi pembangkit hidrogen hijau yang baru diresmikan pada 20 November 2023.

Baca juga: Pulau Semau NTT Jadi Lokasi Proyek Percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Hidrogen

  1. PLTU Pangkalan Susu
  2. PLTU Muara Karang
  3. PLTU Suralaya 8
  4. PLTU Suralaya 1-7
  5. PLTU Cilegon
  6. PLTU Labuan
  7. PLTU Lontar
  8. PLTU Priok
  9. PLTU Pelabuhanratu
  10. PLTU Muara Tawar
  11. PLTU Indramayu
  12. PLTU Tambak Lorok
  13. PLTU Tanjung Jati
  14. PLTU Embang
  15. PLTU Tanjung Awar-Awar
  16. PLTU Gresik
  17. PLTU Pemaron
  18. PLTU Paiton
  19. PLTU Grati
  20. PLTU Pacitan
  21. PLTU Adipala

Baca juga: Hidrogen Hijau Berperan Penting dalam Transisi Energi Dunia, Permintaan Bakal Melonjak

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com