Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2024, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pengakhiran pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di Indonesia dapat menghindari kerugian biaya kesehatan hingga ribuan triliun rupiah.

Hal tersebut mengemuka dalam studi yang dilakukan Institute for Essential Services Reform (IESR) dan New Climate Institute (NCI) berjudul Identifying Finance Needs for a Just Transformation of Indonesia’s Power Sector.

Indonesia sendiri mendapatkan pendanaan dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) dalam bentuk hibah dan pinjaman lunak untuk agenda transisi energi.

Baca juga: G7 Sepakat Era PLTU Batu Bara Berakhir Tahun 2035

Salah satu sasaran dalam pendanaan tersebut adalah pengakhiran alias pemensiunan PLTU batu bara di Indonesia

Analis Kebijakan Iklim NCI Reena Skribbe menuturkan, IESR dan NCI melakukan dua skenario dalam studi tersebut.

Pertama, skenario JETP yakni sesuai dengan target pengurangan emisi pada JETP sebesar 290 metrik ton karbon dioksida.

Kedua, skenario JETP+ yang sesuai dengan target Persetujuan Paris untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.

Baca juga: Dalam 10 Tahun, PLTU Batu Bara Captive RI Naik 10 Kali Lipat

Dalam skenario pertama, pengakhiran PLTU batu bara akan mengurangi tingkat polusi 12 persen bila sesuai target JETP.

Sementara dalam skenario kedua, pengakhiran PLTU batu bara akan menurunkan polusi 18 persen berdasarkan skenario sejalan Perjanjian Paris.

Berdasarkan skenario pertama, pengakhiran operasional PLTU batu bara dapat mengamankan 150 miliar dollar AS atau sekitar Rp 2.400 triliun pada 2050 untuk mengkaver biaya pendidikan.

Sementara itu, dalam skenario kedua, biaya kesehatan yang dapat dihindari dari pengakhiran PLTU batu bara sekitar 230 miliar dollar AS atau Rp 3.680 triliun pada pertengahan abad ini.

Baca juga: Studi: Co-firing PLTU Batu Bara Bikin Emisi Tambah 26,5 Juta Ton

Reena mengatakan, pengurangan pembakaran batu bara setiap megawatt hour (MWh) akan memberikan manfaat ekonomi sekitar 30 dollar AS atau sekitar Rp 488.000.

"Jika dibandingkan dengan pendanaan JETP sebesar 22 miliar dollar AS, maka biaya yang dapat dihindari dari pengurangan polusi udara besarnya berkali lipat,” kata Reena dikutip dari siaran pers IESR, Kamis (2/4/2024).

Reena menuturkan, pemensiunan PLTU batu bara sesuai skenario pertama juga dapat menghindari kematian dini akibat polusi udara sebanyak 240.000 jiwa hingga 2050.

Sedangkan pemensiunan PLTU batu bara sesuai skenario kedua dapat menghindari total kematian dini dari polusi udara sebanyak 360.000 jiwa hingga 2050.

Baca juga: 4 Dampak Buruk PLTU Batu Bara terhadap Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com