Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mosaic Luncurkan Inisiatif Wakaf Hutan untuk Pembiayaan Aksi Iklim Mandiri

Kompas.com - 01/12/2023, 18:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Mosaic (Muslim for Shared Action on Climate Impact) atau Kolaborasi Umat Islam untuk Dampak Iklim meluncurkan inisiatif Wakaf Hutan sebagai salah satu solusi pendanaan inovatif bagi masalah perubahan iklim yang dihadapi Indonesia (30/11/2023).

Wakaf Hutan merupakan gerakan kolaboratif penggalangan dana untuk pelestarian hutan melalui wakaf sebagai salah satu instrumen filantropi Islam.

Steering Committee Mosaic, Rika Novayanti dalam sambutan menyampaikan, “peluncuran inisiatif Wakaf Hutan dalam suasana gelaran COP 28 di mana berbagai negara bernegosiasi tentang pencapaian target emisi adalah momen yang tepat untuk mengirimkan sinyal darurat bahwa perlindungan alam lebih penting dari profit dan kepentingan politik.”

Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan menilai, Indonesia membutuhkan dana sebesar USD 281 Miliar atau sekitar Rp 4.299 Triliun untuk mencapai target NDC (Nationally Determined Contribution) pada tahun 2030.

Pembiayaan dan filantropi Islam bisa menjadi alternatif solusi pendanaan yang inovatif karena potensinya yang sangat besar di Indonesia.

Wakil Sekretaris Badan Wakaf Indonesia, Emmy Hamidiyah mengatakan, “potensi wakaf mencapai 180 triliun rupiah setiap tahun. Dalam catatan kami hingga bulan Oktober, sudah 2,3 triliun yang terkumpul melalui wakaf uang."

"Namun sebagian besar masih tersalurkan untuk pendidikan dan pengentasan kemiskinan sedangkan untuk lingkungan masih kecil sekali atau di bawah 5 miliar rupiah," ungkapnya.

Sebagai informasi, Inisiatif Wakaf Hutan telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu dan dimulai secara mandiri oleh beberapa komunitas masyarakat di beberapa lokasi seperti Hutan Wakaf di Janto, Nanggroe Aceh Darussalam.

Gerakan pelestarian hutan sejenis juga telah dilakukan komunitas masyarakat Laskar Hijau di Gunung Lemongan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca juga: Antam Ikut Kegiatan Penanaman Pohon bersama Presiden Jokowi di Hutan Kota Jaktim

Green economy dan carbon trading

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Bambang Brodjonegoro menyampaikan, seperti di Brazil dan Kongo, hutan Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk mendorong pertumbuhan green economy dan carbon trading.

Demand secara global untuk carbon trading sudah ada, sekarang tinggal bagaimana kita menyediakan supply-nya,” ujarnya.

Menurutnya, Wakaf Hutan sejalan dengan visi program perhutanan sosial dari pemerintah yang bertujuan untuk menjaga kondisi hutan tetap lestari dengan tetap memberikan manfaat ekonomi bagi kehidupan masyarakat sekitar.

“Saya ingin melihat wakaf hutan dipromosikan sebagai bagian dari upaya mengembalikan peran hutan sebagai aset yang paling berharga, yang saat ini semakin dilupakan,” harap Prof. Bambang.

Di kesempatan sama, Kepala Divisi Pengembangan Bursa Efek Indonesia, Ignatius Denny Wicaksono menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif wakaf hutan ini.

“Di bursa karbon kredit, inisiatif seperti Wakaf Hutan ini sangat potensial untuk menjadi carbon credit kategori premium. Karena tidak hanya menghasilkan karbon, tapi juga memberikan manfaat sosial yang nyata kepada masyarakat sekitar dan biodiversity.”

Kampanye wakaf hutan yang diluncurkan hari ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi filantropi Islam sebagai salah satu solusi inovatif bagi pembiayaan aksi iklim.

Dana yang terkumpul dari penggalangan ini akan disalurkan untuk program ekologi, ekonomi dan edukasi melalui Yayasan Hutan Wakaf Bogor sebagai salah satu nazir wakaf hutan yang terletak di Desa Cibunian, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Kualitas Hutan Indonesia

“Melalui kampanye wakaf hutan, kami berharap dapat memberikan inspirasi bahwa pendanaan iklim tidak harus hanya bersumber dari luar negeri, namun dapat juga melalui kolaborasi dan pemanfaatan potensi besar dari pendanaan umat,” tutup Rika.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com