JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis skala Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kuliner terbukti paling cepat bangkit usai pandemi Covid-19.
Bisnis UMKM kuliner dalam catatan termutakhir Kementerian Perindustrian sepanjang 2022 menunjukkan kenaikan 3,68 persen. Setahun sebelumnya, bisnis UMKM kuliner hanya menanjak 2,95 persen.
Meski data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyebut sektor UMKM kuliner menyetor Rp 455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif Rp 1.134 triliun per 2020, bisnis UMKM kuliner masih terbilang rentan.
"Bisnis kuliner paling gampang dibuka, tapi paling gampang ditutup," ujar COO & Co-Founder Esensi Solusi Buana (ESB) Eka Prasetya, Selasa (23/5/2023).
Baca juga: Yuk, Jadi Pelaku UMKM Ramah Lingkungan dengan Menerapkan 5 Tip Berikut
Eka mengemukakan hal tersebut dalam perkenalan kolaborasi ESB dengan Foodizz Academy berupa F&B National Roadshow Scale Up Bisnis Kuliner Juara Lokal.
Sementara itu, Founder & Edukator Foodizz Academy Rex Marindo mengatakan, pada masa modern, bisnis UMKM kuliner berpeluang besar memasuki era digitalisasi.
Digitalisasi dipercaya mampu meminimalisasikan biaya pengelolaan manual mulai dari pembayaran, penyediaan stok bahan, pengelolaan merek, hingga sumber daya manusia.
"Kerja sama ini mendukung keberlanjutan bisnis UMKM kuliner untuk menjadi juara lokal," kata Rex.
ESB dan Foodizz Academy pada kolaborasi ini sudah menggelar workshop seri pertama bagi pelaku UMKM kuliner di Jakarta pada 13-14 Maret 2023.
Pada penyelenggaraan di Jakarta, total 660 pebisnis hadir mengikuti kelas secara daring dan luring.
Gelaran berikutnya berlanjut di Surabaya pada 30-31 Mei 2023, Semarang pada 17-18 Juli 2023, serta di Denpasar Bali pada 29-30 Agustus 2023.
Baca juga: Terapkan 5 Cara Ini agar UMKM Bisa Go Digital
Terbaru, untuk kegiatan selanjutnya di tiga kota, sudah mendaftar 1.994 peserta.
Untuk mendukung selluruh kegiatan tersebut, CEO & Co-Founder ESB Gunawan telah menyiapkan piranti lunak atau software terintegrasi pengelolaan bisnis kuliner.
Piranti lunak ESB terdiri dari aplikasi kasir Point of Sales (POS), Kitchen Display, Queue Display, Order via Kiosk, ERP, Loyalty Program, supply chain, dan BI, dalam satu ekosistem.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya