JAKARTA, KOMPAS.com - Ajinomoto Indonesia yang bergerak dalam produksi penyedap rasa merilis kegiatan penelitian “Elderly Meal Project” berkenaan dengan pemakaian asam amino glutamat dalam bumbu umami pada asupan makanan kaum lanjut usia (lansia).
Menurut Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 88 Tahun 2021 tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan, yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Dalam informasi terkini Ajinomoto, Kamis (15/6/2023), disebutkan bahwa penelitian ini ada hubungannya dengan Hari Lansia Nasional setiap 29 Mei.
"Kami melakukan penelitian ini di di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur, Yogyakarta," kata Head of Public Relations Department rPT Ajinomoto Indonesia Grant Senjaya.
Baca juga: Ajinomoto Kampanyekan Bijak Garam demi Kesehatan
Tim pakar gizi yang menangani penelitian ini dipimpin oleh Dr. Toto Sudargo, M.Kes.
Penelitian yang erat kaitannya dengan asupan makanan para lansia penghuni kedua BPSTW ini berlangsung pada Oktober 2021 hingga Januari 2022, dengan metode purposive sampling.
Penelitian ini bertujuan untuk membantu mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak, dapat memperbaiki status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup lansia.
Peningkatan selera makan membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia.
Pengukurnya adalah hasil analisa darah dan antropometri tes.
Menurut Toto, karena faktor usia hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung menurun, sehingga berpotensi menyebabkan malnutrisi pada lansia.
Baca juga: Kesehatan Mental Penting untuk Kehidupan Berkelanjutan
Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami sebagian besar lansia, yaitu keletihan dan gangguan otot. Setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah.
Hal ini ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52,9 persen turun menjadi 23,5 persen.
Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu Systolic Blood Pressure (SBP)) dan Dyastolic Blood Pressure (DPB).
Sebelumnya, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia.
Baca juga: Kementerian Kesehatan Inisiasi Perbaikan Gizi Remaja Berkelanjutan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya