Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Ancaman Terbesar Manusia, tapi Upaya Melawannya Lamban

Kompas.com - 26/06/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comPerubahan iklim merupakan masalah terbesar yang dihadapi oleh manusia. Meski demikian, upaya negara-negara untuk melawannya masih lamban.

Hal tersebut disampaikan pendiri sekaligus Ketua Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal dalam acara Indonesia Net-Zero Summit 2023 di Jakarta, Sabtu (24/6/2023).

“Perubahan iklim adalah masalah terbesar yang dihadapi oleh umat manusia sepanjang sejarah. Jadi jangan dikotak-kotakkan. Itulah urgensi dari masalah perubahan iklim,” kata Dino.

Baca juga: Rihanna Serukan Menkeu AS dan Presiden Bank Dunia Reformasi Utang Negara Terdampak Perubahan Iklim

Dino menyampaikan bahwa ada beberapa kenyataan pahit yang harus dipahami agar masyarakat Indonesia mengerti posisi dan situasi mengenai masalah perubahan iklim.

Beberapa di antaranya adalah umat manusia berpacu dengan waktu. Akan tetapi, bangsa-bangsa di dunia terlalu lamban untuk membatasi kenaikan agar tidak melampau 1,5 derajat celsius.

Dalam perjanjian Perjanjian Paris, negara-negara di dunia menargetkan agar kenaikan rata-rata suhu rata-rata global tidak lebih dari 1,5 derajat celcius.

Akan tetapi, berbagai kebijakan yang diambil negara-negara di dunia saat ini diproyeksikan justru akan menaikkan suhu bumi sekitar 3,2 derajat celsius.

Baca juga: Eksistensi Mangrove Sangat Penting Melawan Perubahan Iklim

Dino menyebutkan bahwa agar batas 1,5 derajat celsius tidak terlampaui, semua usaha yang berhubungan isu iklim harus bergerak lebih cepat.

Contohnya adalah transisi kendaraan listrik dipercepat 22 kali lipat dan penggunaan energi rendah karbon dipercepat delapan kali lipat, sebagaimana dilansir Antara.

Selain itu, Dino mendesak agar penggunaan batu bara harus disetop lima kali lipat lebih cepat.

Sementara itu, reforestasi dipercepat lima kali lipat, penggunaan energi terbarukan harus dipercepat tiga kali lipat, serta percepatan pembersihan listrik 1,5 kali lipat.

Baca juga: 7 Mitos Pemanasan Global dan Perubahan Iklim Beserta Fakta Penyangkalnya

Kenyataan yang lain, kata Dino, adalah perubahan iklim adalah agenda urgen untuk seluruh bangsa-bangsa dunia.

“Kita juga harus tahu bahwa ini telah menjadi suatu agenda di mana solusinya harus semuanya ikut berpartisipasi. Tidak bisa hanya negara Barat saja, negara Timur, atau Utara dan Selatan, tapi semua bangsa harus berkoordinasi dan bekerja sama,” kata Dino.

Pendiri FPCI tersebut juga mengatakan bahwa faktor perubahan iklim belum menjadi risiko yang dihitung dalam visi Indonesia Emas 2045 adalah realitas pahit yang lainnya.

“Tidak mungkin kita melihat suatu visi tanpa adanya suatu analisa risiko. Di sini risiko terbesar yang menurut saya perlu kita lebih cermat dalam menghitungnya. Dan kita baru sadar mungkin dalam dua atau tiga tahun terakhir ini adalah risiko perubahan iklim,” ujar Dino.

Baca juga: Jika Semua Manusia Menanam 1 Pohon, Mampukah Mencegah Perubahan Iklim?

Realitas pahit yang terakhir adalah prospek kebijakan iklim Indonesia masih labil karena angin politik ke depan belum terjamin.

Selain itu, komitmen birokrasi yang belum merata, pemerintah daerah yang belum sepenuhnya berkomitmen, usaha swasta belum sepenuhnya terlibat, dan perhatian publik yang belum optimal.

Meski demikian, Dino menyebutkan bahwa bangsa yang beruntung adalah bangsa yang sejak awal menyadari dan menyiasati peluang emisi nol bersih atau net zero emission (NZE) dalam isu iklim.

“Percayalah, dalam 10, 40, 50 tahun ke depan, bangsa yang paling untung adalah bangsa yang dari awal bilang ‘ini ke arah net zero’. Kita mau ambil peluang di sini, electric vehicle, di solar (matahari), di turbin angin,” kata Dino.

Baca juga: Mitigasi Perubahan Iklim, PLN Batam Tanam 500 Bibit Mangrove

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau