Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Hewan Langka Paling Terancam Punah di Seluruh Dunia 2023, Ada Badak Jawa dan Harimau Sumatera

Kompas.com, 3 Juli 2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Saat ini, hanya ada sekitar 200-300 gorila cross river dewasa yang tersisa di alam liar.

Seperti banyak hewan yang terancam punah lainnya, penurunan jumlah mereka sebagian besar disebabkan oleh perburuan liar, hilangnya habitat, penyakit, dan konflik dengan manusia.

Gorila juga lambat pulih karena tingkat reproduksinya rendah. Betinanya hanya melahirkan setiap empat hingga enam tahun. Satu betina hanya melahirkan antara tiga atau empat kali seumur hidupnya.

Baca juga: Daftar 26 Kupu-kupu Indonesia yang Langka dan Dilindungi

5. Saola

Sering disebut unicorn Asia, saola adalah salah satu mamalia paling langka di planet ini.

Saola adalah hewan sejenis sapi yang hanya ditemukan di Deretan Annam di Vietnam dan Laos. Hewan ini berkerabat dengan antelop, sapi, dan kambing.

Saola pertama kali diidentifikasi pada 1992 di Annamite Range di Vietnam dan jarang sekali terlihat.

Sejauh ini, belum ada survei formal yang dilakukan untuk mencari tahu jumlah pasti populasi saola.

IUCN memperkirakan, total populasi saola kurang dari 750 ekor, kemungkinan jauh lebih sedikit.

6. Vaquita

Ilustasi vaquita 
Greenpeace/Marcelo Otero Ilustasi vaquita

Vaquita adalah spesies lumba-lumba endemik di bagian utara Teluk California. Vaquita disebut sebagai mamalia laut terkecil dan paling terancam punah di dunia.

Oleh IUCN, vaquita masuk daftar sangat terancam punah sejak 1996. Para ahli berpendapat, mungkin hanya ada sekitar 10 ekor yang tersisa, meskipun ada upaya konservasi yang ekstensif.

Ancaman terbesar vaquita adalah dari penangkapan ikan totoaba secara ilegal. Vaquita secara tidak sengaja terjerat di jaring insang yang dipasang untuk totoaba dan tenggelam karena tidak bisa lagi berenang ke permukaan untuk bernapas.

Upaya konservasi mengarah pada pengenalan larangan jaring insang di habitat vaquita pada Juli 2016, tetapi penangkapan ikan ilegal terus berlanjut, dan ancaman tetap ada.

Baca juga: Daftar Lengkap 562 Jenis Burung yang Dilindungi di Indonesia

7. Harimau Sunda

Potret Alif dan Raya, harimau Sumatera kembar yang lahir di Inggris.Dok. Chester Zoo Potret Alif dan Raya, harimau Sumatera kembar yang lahir di Inggris.

Dari semua kucing besar, spesies harimau adalah yang paling mendekati kepunahan. Diperkirakan ada kurang dari 3.900 harimau yang tersisa di alam liar.

Harimau memiliki dua subspesies yaitu harimau kontinental dan harimau sunda.

Harimau kontinental tersebar di daratan Asia mulai dari Rusia, Timur Tengah, India, China, Indochina, hingga semenanjung Malaysia. Sedangkan harimau sunda terdiri dari harimau sumatera, harimau jawa, dan harimau bali.

Harimau jawa dan harimau bali sudah dinyatakan punah. Itu berarti, hanya tersisa harimau sumatra sebagai subspesies sunda yang tersisa.

Harimau sunda menjadi subspesies yang sangat rentan. Jumlahnya diperkirakan hanya tersisa kurang dari 400 ekor.

Penggundulan hutan yang cepat dan perburuan yang merajalela membuatnya semakin terancam.

Meskipun ada upaya peningkatan konservasi harimau, masih ada permintaan besar di sumatera dan bagian lain di Asia untuk harimau.

8. Lumba-lumba tanpa sirip yangtze

Lumba-lumba tanpa sirip hidup di Sungai Yangtze, China.WIKIMEDIA COMMONS Lumba-lumba tanpa sirip hidup di Sungai Yangtze, China.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau