Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/07/2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai aktivitas manusia, terutama dalam bidang energi, menjadi kontributor utama dalam pemanasan global.

Sektor energi yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil, terutama batu bara, membuang emisi gas rumah kaca (GRK) sebagai penyebab utama pemanasan global.

Oleh karenanya, masa depan akan bergantung kepada pemensiunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dan bagaimana pengembangan energi terbarukan.

Baca juga: PLTU Batu Bara Didesak Dipensiunkan, Kejar Target Penurunan Emisi

Peneliti Senior Institute for Essential Services Reform (IESR) Raditya Yudha Wiranegara mengatakan, pekerjaan rumah (PR) sekarang adalah membuat rencana menurunkan ketergantungan pada pembangkit listrik berbasis batu bara.

Radit menjelaskan, dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 mengatur didorongnya perkembangan energi terbarukan.

Pasal ketiga dalam Perpres tersebut memuat mandat bagi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mulai membuat skenario percepatan pensiun PLTU batu bara.

Terdapat pula larangan untuk tidak membangun PLTU setelah Perpres tersebut disahkan, terkecuali yang saat ini tengah direncanakan dan yang termasuk dalam proyek strategis nasional.

Baca juga: Walhi: PLTU Captive di Smelter Nikel Jadi Ironi Transisi Energi

"PLTU yang ada juga harus mulai menurunkan emisi mereka, hingga semua dipensiunkan pada tahun 2045," kata Radit dalam dalam acara Energy Talk yang diadakan oleh Society of Renewable Energy (SRE) Universitas Hasanuddin, Sabtu (24/6/2023).

"Namun, perencanaan ini masih dalam pembicaraan yang dinamis, pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana melakukan pensiun PLTU di 2030," sambung Radit.

Radit memaparkan, keuntungan dari pensiun dini PLTU yakni dua hingga empat kali biaya dapat dihemat, hal ini berdasarkan studi IESR dengan Universitas Maryland.

Dia menekankan, keuntungan tersebut termasuk keuntungan biaya kesehatan atas kualitas udara dan berkurangnya subsidi listrik yang harus dikeluarkan mengingat listrik kita sekarang disubsidi.

Baca juga: Walhi Sebut PLTU Captive Berdampak Buruk bagi Lingkungan dan Masyarakat

Meski demikian, dalam melakukan pensiun PLTU batu bara, terdapat beberapa tantangan.

Di antaranya adalah perlu biaya di depan yang cukup besar, sekitar 4,6 miliar dollar AS sampai 2030 dan 27,5 miliar dollar AS sampai 2050, yang memerlukan dukungan internasional yang besar untuk mencapainya.

Selain itu, diperlukan 1,2 triliun dollar AS untuk menggantikan pembangkitan listrik PLTU dengan energi terbarukan.

Baca juga: Aksi Bersih Pantai Koala di Bangka, Sampahnya Dipilah untuk Woodchips PLTU

Tak lupa, mengenai aspek legalitas, Radit menilai bahwa baik PLN dan produsen listrik swasta (IPP) memiliki beberapa skenario yang harus dipenuhi dalam memensiunkan PLTU batu bara.

Misalnya, PLN perlu diinvestigasi oleh badan audit jika terjadi kerugian negara akibat berkurangnya PLTU, dan IPP dapat mengajukan gugatan akan kerugiannya.

"Dari hasil studi yang kami lakukan, kami menemukan bahwa dalam hal biaya mitigasi, membatalkan proyek PLTU adalah opsi paling terjangkau dalam mengurangi emisi karbon. Membatalkan juga akan menghindari biaya besar yang akan terjadi ketika kelak harus dipensiunkan," ujar Radit.

Baca juga: Ini 12 PLTU yang Bisa Dipensiunkan Dini Tahun Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau