Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 10 Juli 2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Penyelesaian kasus stunting dapat membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dan mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Sabtu (8/7/2023) dalam Seminar Nasional bertema “Strategi Percepatan Penurunan Stunting dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” yang digelar Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Muhadjir menuturkan, penyelesaian stunting perlu upaya pemenuhan gizi yang optimal sejak dini.

Baca juga: Atasi Stunting, Danone Rilis Isi Piringku di Kabupaten Magelang

Dia menuturkan bahwa para pemuda, khususnya yang duduk di bangku kuliah, harus dibekali persiapan yang matang.

Sehingga, mereka dapat menjadi bagian dari generasi yang unggul dan menciptakan keturunan yang berkualitas di masa yang akan datang.

“Untuk mewujudkan semua itu, perlu pemenuhan gizi yang optimal sejak dini. Edukasi ini perlu ditanamkan kepada para mahasiswa sehingga masalah stunting dapat diantisipasi,” ujarnya.

Muhadjir menjelaskan, stunting dapat terjadi dari sejak proses kehamilan dan setelah bayi terlahir.

Baca juga: Waspada, Perempuan Anemia Berisiko Tinggi Lahirkan Bayi Stunting

Oleh karena itu, dibutuhkan pemberian makanan tambahan bagi bayi di bawah lima tahun (balita) serta edukasi yang baik terhadap para calon orangtua.

Terlebih, saat ini angka prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Barat masih tergolong tinggi yaitu sebesar 27,8 persen, urutan kedelapan terbanyak se-Indonesia.

“Maka sangat penting peran dan keterlibatan perguruan tinggi memberikan edukasi kepada mahasiswa dan masyarakat, terutama untuk memperbaiki permasalahan gizi dan anemia pada remaja,” ucap Muhadjir.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, Indonesia berhasil menekan angka prevalensi stunting hingga 21,4 persen.

Baca juga: Upaya Pencegahan Cara Paling Efektif Turunkan Stunting di Indonesia

Meski begitu, angka tersebut masih harus ditekan hingga mencapai 14 persen pada akhir tahun 2024 mendatang sebagaimana target Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Muhadjir menjelaskan, persoalan stunting juga tidak hanya berkaitan dengan permasalahan kesehatan saja.

Ada beberapa faktor lain yang berpengaruh terjadinya stunting seperti kondisi sosial ekonomi dan perilaku masyarakat.

Sehingga upaya penanggulangannya memerlukan peran dan dukungan dari semua sektor. Selain itu, intervensi spesifik dan sensitif harus berjalan beriringan.

Baca juga: Stunting Jadi Neraka Pembangunan SDM Indonesia, Percepatan Penurunan Jadi Perhatian

“Data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) yang kita miliki dapat dimaksimalkan sehingga intervensi dapat tepat sasaran dan terus berkesinambungan,” kata Muhadjir.

Data P3KE dapat digunakan oleh perguruan tinggi sebagai acuan dalam menjalankan program-program pengabdian masyarakatnya sebagai bagain dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Data tersebut telah berbasis by name by address, sehingga nantinya diharapkan intervensi dapat berjalan tepat sasaran.

“Data ini bisa menjadi bahan rujukan mengelola program. Sehingga program yang dijalankan dapat betul-betul bermanfaat dan dirasakan oleh masyarakat,” ujar Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Fokus Tangani Stunting dan Entaskan Kemiskinan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau