Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Pemanasan, Era Pendidihan Global Sudah Dimulai

Kompas.com - 31/07/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan, era pemanasan global telah berakhir. Sebagai gantinya, era pendidihan global sudah dimulai.

Hal tersebut disampaikan Guterres kepada wartawan di New York, Amerika Serikat (AS), pada Kamis (27/7/2023).

Perubahan iklim sudah terjadi. Mengerikan. Dan ini baru permulaan,” kata Guterres sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Usir Rasa Cemas Akan Perubahan Iklim dengan Langkah-langkah Kecil

“Masih mungkin untuk membatasi kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat celsius, dan menghindari perubahan iklim yang paling buruk. Tapi hanya bisa dengan aksi iklim yang signifikan dan segera,” ucap Guterres.

Guterres menuturkan, dampak cuaca ekstrem dari perubahan iklim sesuai dengan prediksi dan peringatan yang disampaikan para ilmuwan berulangkali.

Dia kembali mengulangi seruannya untuk melepaskan diri dari sektor bahan bakar fosil sebagai penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar.

“Udara tidak bisa dihirup. Panas tak tertahankan. Dan tingkat keuntungan bahan bakar fosil dan kelambanan iklim tidak dapat diterima,” kata Guterres.

“Para pemimpin harus memimpin. Tidak ada lagi keraguan. Tidak ada lagi alasan. Tidak perlu lagi menunggu orang lain untuk bergerak lebih dulu,” sambungnya.

Baca juga: Juli 2023 Diprediksi Jadi Bulan Terpanas

Juli bulan terpanas

Peringatan Guterres tersebut muncul usai sejumlah prediksi penyebutkan, Juli tahun ini kemungkinan besar akan menjadi bulan terpanas sejak pencatatan dilakukan.

Dua organisasi dunia, World Meteorological Organization (WMO) dan Copernicus Climate Change Service (C3S), sama-sama sepakat bahwa sangat mungkin bahwa Juli tahun ini menjadi bulan terpanas.

Meski demikian, WMO tetap menyarankan untuk menunggu semua data telah diproses masuk pada Agustus, sebagaimana dilansir Reuters.

Sebuah analisis dari Leipzig University Jerman yang dirilis pada Kamis menyebutkan bahwa Juli 2023 akan memecahkan rekor sebagai bulan terpanas.

Suhu rata-rata Juli 2023 diproyeksikan naik 0,2 derajat celsius dibandingkan Juli 2019. Untuk diketahui, Juli 2019 memecahkan rekor sebagai bulan terpanas sejak pencatatan dilakukan 174 tahun lalu.

Baca juga: Dampak Perubahan Iklim Semakin Meningkat di Asia, Ketahanan Pangan Terganggu

Ilmuwan iklim dari Leipzig University Karsten Haustein mengatakan, perbedaan antara Juli 2023 dan Juli 2019 sangatlah besar.

“Sehingga kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa ini akan menjadi bulan Juli yang paling hangat,” kata Haustein.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau