Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2023, 19:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Produk pupuk kompos tersebut bisa dimanfaatkan langsung sebagai penyubur tanaman atau bisa juga dijual, sehingga menambah pemasukan nasabahnya.

Baca juga: Pengolahan Sampah AMDK Le Minerale Diapresiasi Kementerian LHK

Siasat lahan minim

Untuk menyiasati minimnya lahan, Bank Sampah Induk Kerja Nyata bekerja sama dengan 40-an pengepul yang bersedia “menjemput bola” di setiap bank sampah unit.

Layanan “jemput bola” tersebut merupakan siasat karena minimnya lahan sekaligus tidak adanya armada khusus yang dimiliki Bank Sampah Induk Kerja Nyata.

“Solo enggak punya (banyak) lahan. Tapi kami harus bergerak meski kita tidak punya lahan. Lalu warga setor sampah, di mana? Bisa di rumah Pak RT, posyandu (pos pelayanan terpadu) , poskamling (pos keamanan lingkungan), di bawah pohon beringin, rumah Pak RW, semua bisa dipakai (menjadi) bank sampah,” papar Denok.

Konsep yang diusung di setiap bank sampah unit adalah portable. Beroperasi selama waktu yang ditentukan saja.

Ke depan, Bank Sampah Induk Kerja Nyata berniat bekerja sama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) agar sampah-sampah plastik tersebut bisa langsung diserap oleh offtaker.

Baca juga: 7 Cara Kreatif Mendaur Ulang Sampah di Rumah

Selain itu, dengan bekerja sama dengan ADUPI, diharapkan harga jual sampah plastik dari nasabah bisa lebih tinggi karena memangkas biaya perantara.

Akan tetapi, untuk dapat bekerja sama dengan ADUPI, Denok menyampaikan bahwa idealnya bank sampah induk memiliki gudang terpusat sebagai tempat bongkar muat sampah.

“Inginya punya tempat atau bangunan sepeti pabrik daur ulang, tapi proses (menuju ke sana) masih panjang,” kata Denok.

Terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Solo Arthaty Mulatsih mengatakan, keberadaan bank sampah tersebut berkontribusi positif terhadap upaya pengurangan sampah dari hulu.

Baca juga: Hemat Uang Belanja, Tempat Sampah Ini Bisa Anda Buat Sendiri

“Karena bank sampah menjadi wadah bagi masyarakat yang sudah melakukan pengelolaan sampah,” ujar Arthaty saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Dia menambahkan, bank sampah memberikan nilai tambah, baik dari sisi sirkular ekonomi maupun dari sisi peningkatan kemampuan dan ketrampilan masyarakat.

Arthaty berharap, baik bank sampah induk atau bank sampah unti bisa semakin berkembang dan berkolaborasi dengan mitra lainnya.

“Sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat dan bagi lingkungan di Kota Solo,” tutur Arthaty.

Baca juga: Kurangi 30 Persen Sampah Plastik, Waste Station Hadir di RDTX Place

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com