"Baik secara akademis maupun untuk kesejahteraan pribadi mereka. Kami sangat antusias untuk memulai perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan bersama dengan rekan-rekan kami di Indonesia," lanjutnya.
"Bersama-sama, kita dapat menciptakan dampak yang berarti dan membangun komunitas yang lebih kuat untuk mendukung kaum muda," tutup Yum Sin Ting.
Proyek yang diberi nama T-CARE ini akan melibatkan tim spesialis Singapore International Volunteers (SIV) untuk melatih dan membimbing 100 guru konselor sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 100 sekolah di Jawa Timur.
Tim SIV dipimpin Fang Xin Wei, Direktur dan Kepala Unit Bantuan Keuangan dan Layanan Keluarga Yishun di Singapore Children's Society, dan terdiri dari para profesional pekerjaan sosial yang merupakan anggota SASW.
Kurikulum proyek mencakup serangkaian lokakarya tatap muka dan daring, serta simposium publik untuk para pendidik di Indonesia.
Sesi-sesi ini akan berfokus pada bidang-bidang seperti dukungan perencanaan karier, teknik komunikasi orang tua yang efektif, dan strategi untuk membantu kaum muda yang menghadapi masalah kesehatan mental.
Selain itu, 20 guru akan dipilih dari kelompok tersebut untuk menjadi Master Trainer dan pada Mei 2025 mereka akan melakukan studi banding ke Singapura, yang mencakup kunjungan ke organisasi pekerjaan sosial dan kesempatan berinteraksi dengan para profesional bidang industri.
Kegiatan itu bertujuan memberikan wawasan yang berharga ke dalam ekosistem dan menunjukkan praktik-praktik teladan yang diadopsi oleh organisasi-organisasi tersebut.
Para Master Trainer akan membagikan pengetahuan yang baru mereka peroleh kepada sesama pendidik di komunitas mereka.
Baca juga: UP Tanda Tangani Kerja Sama Pendidikan Tinggi dengan Kampus Malaysia
Tim SIV juga akan bekerja sama dengan mereka untuk mengembangkan seperangkat pedoman manajemen kasus yang komprehensif dengan tujuan membangun alur kerja konseling yang lebih terstruktur dan efektif di sekolah-sekolah di Indonesia.
Dengan menerapkan pedoman seperti itu, dampak yang lebih luas dan berkelanjutan akan tercipta di dalam komunitas lokal mereka. Diperkirakan sekitar 337.000 guru-konselor, siswa, dan orang tua di Indonesia akan mendapatkan manfaat dari proyek ini pada tahun 2026.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya