JAKARTA, KOMPAS.com - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) menjalin kolaborasi bersama Jejakin, perusahaan teknologi yang berfokus pada masalah perubahan iklim, melestarikan lingkungan dengan menanam 1.000 bibit pohon mangrove di wilayah pesisir Pantai Morodemak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Kegiatan penanaman mangrove ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus.
Program 1.000 mangrove merupakan bagian dari inisiatif Amartha Lestari di bawah naungan Amartha Foundation, yang bertujuan untuk menyeimbangkan emisi karbon (carbon offsetting) dan menjadikan Amartha sebagai carbon neutral company pada masa mendatang.
Baca juga: Jelang Pilpres 2024, Presiden Mendatang Didesak Selamatkan Ekosistem Mangrove
Chief Risk and Sustainability Amartha Aria Widyanto menyampaikan, sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip keberlanjutan, Amartha berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
"Program ini merupakan bagian terintegrasi dari keseluruhan inisiatif Amartha lestari yang tidak berhenti pada penanaman mangrove saja, melainkan terus berlanjut pada pemberdayaan masyarakat di daerah rentan hingga perluasan produk-produk green financing masa mendatang," ujar Aria.
Tahun 2022 lalu, Amartha juga telah melaksanakan program serupa dengan menanam mangrove di wilayah pesisir Pulau Tanakeke, Sulawesi Selatan.
Program tanam mangrove kali ini melibatkan peran para pendana individu untuk bisa mengadopsi mangrove dengan mendanai UMKM lewat Amartha.
Baca juga: Nilai Karbon Mangrove Tanjung Punai Rp 104,8 Miliar Belum Tergarap
Pada kolaborasi ini, Jejakin sebagai mitra profesional akan berperan sebagai fasilitator yang melakukan penanaman, pengawasan, dan pelaporan dalam program carbon management.
Founder & CEO Jejakin Arfan Arlanda menambahkan, Jejakin menyambut baik kolaborasi dengan Amartha untuk melakukan penanaman mangrove.
Pelestarian habitat mangrove tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri namun harus melibatkan banyak pihak. Kolaborasi dengan sektor swasta, terlebih juga masyarakat secara umum, akan mengakselerasi rehabilitasi ekosistem mangrove.
"Harapannya, masyarakat dan lembaga lainnya akan semakin sadar dampak yang ditimbulkan dari emisi karbon, dan tergerak untuk berperan aktif dalam menyeimbangkan karbon” tuturnya.
Baca juga: Mandiri Sekuritas Tanam 1.001 Mangrove
Sebagai negara dengan ekosistem mangrove terluas di dunia, pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius terhadap ekosistem mangrove.
Indonesia merupakan pemilik 23 persen atau hampir empat juta hektar dari luas total mangrove dunia. Pemerintah juga sudah berkomitmen untuk melakukan transisi energi menuju emisi nol karbon.
Komitmen itu ditegaskan dalam Konferensi Perubahan Iklim (COP 26) yang tertuang dalam Intended Nationally Determined Contribution (INDC).
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya