Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembalakan Liar dan Konflik Ubah Hutan Suriah Jadi Tanah Tandus

Kompas.com - 21/08/2023, 14:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Ali menambahkan, badai debu terus terjadi. Danau Assad, bendungan air tawar terbesar di Suriah, juga mengering.

Level permukaan air di Efrat dan waduk-waduk yang dialirinya juga terus menyusut, diperparah dengan polusi di sana.

Baca juga: Sengkarut Pengelolaan Hutan Indonesia

Deforestasi di Suriah sebagian besar disebabkan oleh penebangan dan penjarangan untuk kayu bakar, menurut laporan PAX, LSM dari Belanda.

“Harga bahan bakar yang melonjak ditambah eksodus besar-besaran menjadi pendorong utama deforestasi skala besar di seluruh Suriah,” lapor PAX.

“Warga sipil menebang pohon untuk memasak dan pemanas, sementara ada indikasi jelas bahwa kelompok bersenjata juga melakukan penebangan liar dan penjualan kayu sebagai sumber pendapatan,” sambungnya.

Baca juga: 7 Fakta soal Deforestasi, Hutan Hilang Setara 5,8 Miliar Lapangan Sepak Bola

Degradasi

Hutan lebat di barat Suriah telah mengalami degradasi paling parah akibat perang, sebagian besar dikarenakan penebangan pohon dan kebakaran hutan, kata PAX.

Provinsi Latakia, Hama, Homs, dan Idlib kehilangan setidaknya 36 persen pohon mereka dalam dekade setelah 2011 ketika konflik meletus, menurut PAX.

Di timur laut, pihak berwenang mengaku tidak memiliki data pasti tentang kerusakan hutan yang terjadi.

Daerah itu adalah lumbung negara pada masa sebelum perang, tetapi mengalami kekeringan parah dan curah hujan berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Gunung Mas Kalteng Punya Hutan Adat Terluas Se-Indonesia

Di pinggiran Hasakeh, sebuah kota lebih jauh ke timur, cagar alam Gunung Abdulaziz dilanda musim kemarau panjang dan penebangan liar.

Seorang penduduk desa Al-Naseri, Saleh al-Helou (65), menuturkan bahwa hutan di sana dulunya menjadi “selimut hijau”.

Tapi sekarang, kata Saleh, tidak ada lagi pepohonan yang rindang. Tanaman di sekitarnya juga ikut layu.

“Penebangan berdampak besar pada desa. Suhu telah meningkat, dan cuacanya tidak sama lagi,” ucap Saleh.

Baca juga: Hari Hutan Indonesia Ajak Anak Muda Ikut Aksi Kolaboratif Jaga Hutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com